STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak menguat pada penutupan perdagangan hari Jumat (4/10/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (5/10/2024) WIB. Lonjakan ini terjadi setelah laporan pekerjaan yang hasilnya mengejutkan. Ini memicu optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang dinilai masih berada di jalur yang kuat.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS melonjak 341,16 poin atau 0,81% menjadi 42.352,75. Indeks S&P 500 (SPX) juga meningkat 51,13 poin atau 0,9% mencapai 5.751,07. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang lebih terfokus pada teknologi, melesat lebih tinggi dengan kenaikan 219,38 poin atau 1,22% menyentuh 18.137,85.
Pendorong utama kenaikan ini adalah data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan peningkatan nonfarm payroll sebesar 254.000 pekerjaan pada bulan September. Angka ini jauh melampaui perkiraan para ekonom yang hanya memproyeksikan 150.000. Selain itu, tingkat pengangguran turun tipis dari 4,2% menjadi 4,1%.
Michelle Cluver, kepala portofolio ETF di Global X, menyebut laporan ini sebagai kabar baik bagi pasar. “Setelah beberapa bulan data ketenagakerjaan yang mengecewakan, ini adalah tanda bahwa ekonomi AS tetap tangguh, didukung oleh pasar tenaga kerja yang sehat,” ujarnya.
Saham-saham teknologi besar seperti Tesla, Amazon, dan Netflix turut melonjak, memberikan dorongan tambahan bagi Nasdaq. Sektor keuangan juga tidak kalah cemerlang dengan lonjakan 1,6%, yang membawa saham-saham seperti JPMorgan Chase dan Wells Fargo naik lebih dari 3%.
Selain itu, saham perusahaan kecil yang tergabung dalam indeks Russell 2000 juga meroket 1,5%. Kenaikan ini berhasil menutupi kerugian yang sempat terjadi akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah pada awal Oktober.
Secara mingguan, S&P 500 tercatat naik 0,22%, Dow Jones bertambah 0,09%, dan Nasdaq naik tipis 0,1%. Kebangkitan ini menjadi sinyal positif, terutama setelah Nasdaq sempat turun lebih dari 1% di awal minggu.
Di sisi lain, harga minyak mentah melonjak sekitar 9% selama seminggu terakhir, didorong oleh ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. Setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel, harga minyak semakin naik. Sektor energi di S&P 500 juga ikut meroket dengan kenaikan 7%, mencatat pekan terbaik mereka sejak Oktober 2022.