Kamis, Agustus 7, 2025
29.8 C
Jakarta

Wall Street Kompak Menguat! Saham Teknologi Pimpin Kenaikan!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak menguat pada penutupan perdagangan hari Selasa (8/10/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (9/10/2024) WIB. Pasar saham AS menunjukkan tren positif setelah kemarin merosot. Indeks utama Wall Street mengalami lonjakan tajam, didorong oleh meredanya harga minyak, sementara investor tetap waspada terhadap ketegangan di Timur Tengah.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS melesat 126,13 poin atau 0,3%, menjadi 42.080,37. Indeks S&P 500 (SPX) berhasil melonjak 55,19 poin atau 0,97% mencapai level 5.751,13. indeks komposit Nasdaq (IXIC) bahkan mencatatkan kenaikan yang lebih mengesankan, yaitu 259,02 poin atau 1,45% menyentuh 18.182,92.

Namun, ada yang menarik di pasar minyak. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI)** anjlok hingga 4,6% pada hari Selasa. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran akan potensi serangan balasan Israel terhadap Iran dan upaya AS untuk mencegah konflik lebih luas. Akibatnya, harga minyak memberi tekanan pada saham-saham energi, membuat sektor energi di S&P 500 merosot 2,6%. Saham Marathon Petroleum dan Valero Energy masing-masing terjun bebas 7,7% dan 5,3%.

Menurut Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth Management, “Perang di Timur Tengah tetap menjadi perhatian utama para investor.” Ia juga menambahkan bahwa ketidakpastian pemilu dan dampaknya terhadap pajak serta pendapatan perusahaan menjadi sumber kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.

Di sisi lain, saham-saham teknologi menjadi motor penggerak utama penguatan pasar hari ini. Raksasa teknologi seperti Nvidia dan Broadcom masing-masing mencatatkan kenaikan 4% dan 3%. Saham Meta Platforms, Tesla, dan Microsoft juga mengalami kenaikan setidaknya 1%, sedangkan Palo Alto Networks melonjak hingga 5%.

Volatilitas di pasar terus meningkat di awal bulan ini seiring dengan kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah. Selain itu, imbal hasil obligasi mencapai 4% pada Treasury 10-tahun, menambah tekanan pada investor.

Walaupun pasar sempat menguat di akhir pekan lalu setelah laporan pekerjaan yang menggembirakan, optimisme tersebut meredup di awal pekan ini. Investor khawatir Federal Reserve tidak akan seagresif yang diperkirakan dalam pemotongan suku bunga di masa depan, mengingat kondisi pasar tenaga kerja yang masih kuat.

Data ekonomi jangka pendek menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap tangguh. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa bank sentral akan “menunda” pemotongan suku bunga, jelas Pavlik. Investor terus memantau perkembangan yang akan mempengaruhi arah pasar ke depan.

Artikel Terkait

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari...

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru