Kamis, Agustus 7, 2025
29.8 C
Jakarta

Wall Street Melonjak Gara-Gara Nvidia, Trump dan Xi Ikut Bikin Pasar Optimistis!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Selasa (3/6/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (4/6/2025) WIB. Penguatan ini didorong oleh lonjakan saham-saham teknologi, terutama Nvidia, yang jadi primadona berkat dominasinya di sektor kecerdasan buatan.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 214,16 poin atau 0,51% menjadi 42.519,64. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 34,43 poin atau 0,58% mencapai ke posisi 5.970,37. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melesat 156,34 poin atau naik 0,81% ke posisi 19.398,96..

Saham Nvidia jadi bintang utama. Harga saham perusahaan chip ini melonjak hampir 3%. Kenaikan ini melanjutkan tren positif dari hari sebelumnya.

Untuk pertama kalinya sejak Januari, kapitalisasi pasar Nvidia berhasil menyalip Microsoft. Pencapaian ini makin memperkuat posisi Nvidia sebagai pemimpin di sektor kecerdasan buatan.

Bukan cuma Nvidia yang naik. Saham Broadcom dan Micron Technology juga ikut menguat. Masing-masing naik lebih dari 3% dan lebih dari 4%.

Menurut analis Wedbush Securities, Dan Ives, sentimen positif juga datang dari rencana pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump, dengan Presiden China, Xi Jinping. Pertemuan ini dijadwalkan berlangsung pekan ini.

“Wall Street melihat ini sebagai permainan poker berisiko tinggi, tapi percaya bahwa pertemuan Trump dan Xi adalah hal positif untuk hubungan AS-China,” kata Dan Ives.

Ia juga menambahkan, Nvidia adalah salah satu yang paling diuntungkan dari potensi kesepakatan dagang antara kedua negara.

Meski begitu, sejumlah analis mengingatkan agar tetap waspada. Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall, menilai pasar masih akan bergerak terbatas dalam waktu dekat.

“Kita tidak akan mendapatkan data PDB kuartal kedua sampai Juli. Kita juga belum akan melihat laporan keuangan kuartal kedua sampai Juli, dan pembahasan soal tarif juga belum akan jelas sampai Juli,” ujarnya kepada CNBC.

Ia memperkirakan pergerakan pasar akan cenderung naik turun tanpa arah jelas hingga ada kejelasan terkait prospek ekonomi, pendapatan, dan kebijakan dagang.

Sementara itu, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2025. Dari sebelumnya 2,2%, kini turun menjadi 1,6%.

OECD menyebut ketidakpastian kebijakan dan isu tarif sebagai alasan utama penurunan proyeksi tersebut.

Hubungan dagang AS-China juga kembali panas. China menuding AS melanggar kesepakatan dagang sementara. Sebelumnya, Donald Trump lebih dulu menyalahkan China atas ketegangan ini.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengonfirmasi bahwa Trump dan Xi akan segera bertemu untuk membahas persoalan dagang tersebut.

Di Eropa, Uni Eropa ikut menanggapi rencana Trump yang ingin menaikkan tarif baja hingga 50%. UE menyebut kebijakan itu bisa merusak proses negosiasi dengan AS dan menyatakan siap mengambil tindakan balasan.

Artikel Terkait

Awal perdagangan, IHSG Naik 0,85% Diungkit Saham BBCA, BBRI, BMRI, BMRI, AMMN dan BRPT

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Sempat Disegel Gegara Harga Melonjak, Saham IRSX Kini Kembali Dibuka

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Setelah sempat dihentikan sementara, perdagangan saham...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru