Kamis, Desember 25, 2025
25.7 C
Jakarta

Raja Investasi Hermanto Tanoko ‘Curhat’ Anomali Harga Saham AVIA! Inikah Penyebabnya?

STOCKWATCH.ID (Jakarta) – Hermanto Tanoko, raja investasi sekaligus bos besar Tancorp Group, baru-baru ini ‘curhat’ soal anomali harga saham PT Avia Avian Tbk (AVIA). Meskipun memiliki kinerja fundamental yang bagus, namun harga saham produsen cat terkenal ini terus menurun.

“Pasar saham itu kadang anomali. Dari sisi fundamental, Avian ini bagus. Revenue dan profit terus meningkat, tapi harga saham menurun,” kata Hermanto ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/7/2024). Dia menambahkan bahwa 93% pemodal Avian adalah investor asing yang mungkin melihat peluang lain di saham-saham lainnya. Itu sebabnya, mereka lantas menjual saham Avian dan membeli saham lain.

Melalui PT Tancorp Surya Sentosa, Hermanto menjadi pemilik mayoritas dengan menguasai 36,50% saham AVIA. Saham AVIA resmi tercatat di BEI pada 08 Desember 2021. Saat IPO, AVIA menawarkan 6,2 miliar saham dengan nilai nominal Rp10 per saham. Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp930 per saham, sehingga dana yang diperoleh dari IPO mencapai Rp5,77 triliun.

Secara fundamental, kinerja AVIA terbilang ciamik. Pada triwulan I 2024, pendapatan neto AVIA naik 6,96% menjadi Rp1,90 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan neto AVIA tercatat sebesar Rp1,78 triliun.

Per akhir Maret 2024, AVIA berhasil meraup laba bersih sebesar Rp446,24 miliar. Angka ini menanjak 7,07% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp416,75 miliar.

Namun, saham AVIA mengalami penurunan sebesar 41,71%, dari Rp875 pada 10 Desember 2021 menjadi Rp510 per saham pada 10 Juli 2024. Selama periode tersebut, saham AVIA sempat ditutup di harga terendah Rp426 per saham pada 22 Desember 2023 dan tertinggi di harga Rp925 per saham pada 30 Desember 2021.

“Avian sejak IPO, secara revenue dan profit meningkat terus. Tapi, harga sahamnya menurun. Investor mungkin tidak puas atau melihat peluang di saham lain sehingga menjual saham Avian,” ujar Hermanto lagi.

Hermanto juga mengingatkan bahwa saham Avian saat ini berada di bawah harga IPO. Padahal saat IPO, AVIA mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe mencapai hampir 3,8 kali lipat dengan investor sebesar 3 billion US$. “Ini memang anomali. Tapi, perusahaan ini bagus. Laporan keuangannya naik terus,” kata Tanoko.

Ketika ditanya apakah penurunan harga saham mencerminkan masalah dalam industri atau perusahaan, Tanoko dengan tegas menjawab, “Enggak lah, keuntungannya nambah terus, dividen juga dibagi terus setiap tahun.”

Menurut Hermanto, anomali ini menunjukkan bahwa antara harga saham dan fundamental kadang-kadang bertolak belakang. Namun, ia yakin bahwa perusahaan ini tetap kuat dan memiliki prospek yang baik di masa depan.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Buat Modal Kerja, Buana Finance Tarik Kredit Rp100 Miliar dari Bank OCBC NISP

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Buana Finance  Tbk (BBLD) menandatangani perjanjian kredit...

Jelang Natal, IHSG Kembali Turun 0,55% ke 8.537,911 Terbebani Sederet Saham Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Meski dibuka menguat di level 8.597,388, Indeks Harga...

BEI Cabut Suspensi Tiga Saham, Investor Bisa Transaksi Lagi Mulai 29 Desember

JAKARTA, STOCKWATCH.ID — Bursa Efek Indonesia (BEI) membawa kabar...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru