STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Jumlah perusahaan yang berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertambah. BEI mencatat, hingga periode 9 Agustus 2024, sudah ada 34 perusahaan yang sukses melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) saham.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, total dana yang berhasil dihimpun dari 34 perusahaan tersebut mencapai Rp5,15 triliun. Angka ini menunjukkan minat besar dari perusahaan untuk go public dan mendapatkan pendanaan dari pasar modal.
“Sampai dengan 09 Agustus 2024 telah tercatat 34 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp5,15 triliun,” ujar Nyoman, di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Berdasarkan data yang diungkapkan Nyoman, pipeline pencatatan saham di BEI masih cukup panjang. Ini menggambarkan bahwa minat perusahaan untuk melantai di Bursa tidaklah sedikit. ” Hingga saat ini, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.,” jelasnya.
Nyoman menjelaskan, 28 perusahaan yang mau IPO tersebut, berasal dari beragam klasifikasi aset. Sebanyak 4 perusahaan memiliki aset skala kecil dengan nilai di bawah Rp50 miliar. Kemudian, 20 perusahaan masuk dalam kategori aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Selain itu, 4 perusahaan lainnya termasuk dalam kategori aset skala besar, yaitu dengan nilai aset di atas Rp250 miliar.
Bukan itu saja, sektor-sektor perusahaan dalam pipeline ini juga sangat beragam. Sebanyak 3 perusahaan atau 10,7% berasal dari sektor Basic Materials. Lalu, 4 perusahaan atau 14,3% dari sektor Consumer Cyclicals, dan 5 perusahaan atau 17,9% dari sektor Consumer Non-Cyclicals.
Ada juga 3 perusahaan atau 10,7% dari sektor Energy, 2 perusahaan atau 7,1% dari sektor Financials, dan 1 perusahaan atau 3,6% dari sektor Healthcare. Selain itu, 4 perusahaan atau 14,3% berasal dari sektor Industrials.
Sektor Infrastructures diwakili oleh 2 perusahaan atau 7,1%. Kemudian, ada 3 perusahaan atau 10,7% dari sektor Technology, dan 1 perusahaan atau 3,6% dari sektor Transportation & Logistic.
Namun, sektor Properties & Real Estate tidak memiliki perusahaan dalam pipeline kali ini.