STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir beragam pada penutupan perdagangan Rabu (14/5/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (15/5/2025) WIB, Indeks saham utama AS, S&P 500, menguat naik lagi ditopang euforia pelonggaran tarif antara Amerika Serikat dan China yang terus berlanjut.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) melemah 89,37 poin atau turun 0,21% ke level 42.051,06. Indeks S&P 500 (SPX) 500 mengalami kenaikan tipis sebesar 6,03 poin atau 0,1% ke level 5.892,58. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat menguat 136,72 poin atau naik 0,72% ke posisi 19.146,81.
Saham-saham teknologi mencatat kinerja cemerlang. Saham Nvidia melesat lebih dari 4% setelah muncul kabar perusahaan itu akan mengirimkan 18.000 chip kecerdasan buatan (AI) ke Arab Saudi. Saham AMD juga ikut naik lebih dari 4% usai mengumumkan program pembelian kembali saham senilai US$6 miliar.
Sejak awal pekan ini, indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing sudah naik lebih dari 4% dan hampir 2%. Nasdaq bahkan melesat lebih dari 6%.
Lonjakan pekan ini juga membawa S&P 500 kembali berada di zona hijau untuk kinerja sepanjang tahun ini. Padahal, sempat ada momen pada April lalu di mana indeks ini terpuruk lebih dari 20% dari level tertingginya pada Februari. Sejak titik terendah pada 7 April, S&P 500 kini sudah pulih lebih dari 21%.
Sentimen positif ini datang setelah AS dan China sepakat memangkas sementara tarif atas berbagai barang impor. Pemerintah AS menurunkan tarif atas barang-barang dari China menjadi 30% pada awal pekan ini. Sementara itu, China memangkas bea masuk atas produk AS menjadi 10%.
Sebelumnya, kedua negara sempat saling mengancam akan menaikkan tarif di atas 100% pada April lalu.
“Meski perkembangan ini telah meredakan kekhawatiran investor dan ketidakpastian kebijakan, masih banyak hal yang belum pasti terkait ke mana arah tarif ini akan berakhir,” ujar Adam Turnquist, Chief Technical Strategist di LPL Financial.
“Tapi untuk saat ini, investor menyambut baik suasana yang mereda, khususnya kesepakatan pengurangan tarif yang dicapai dengan China pada akhir pekan,” tambahnya.
Kesepakatan sementara antara dua ekonomi terbesar dunia ini memberi harapan kepada investor bahwa ke depannya bisa tercapai perjanjian dagang yang lebih solid. Namun, sejauh ini belum ada kesepakatan konkret.
Presiden Donald Trump bahkan menyatakan bahwa perjanjian final tidak akan tercapai dalam waktu dekat.
“Langkah berikutnya yang bisa mendorong pasar lebih tinggi mungkin harus menunggu inisiatif kebijakan seperti deregulasi dan rancangan undang-undang pajak pro-pertumbuhan pada 2026,” kata Daniel Skelly, Kepala Riset Pasar dan Strategi Wealth Management di Morgan Stanley.
“Tapi untuk sekarang, investor sebaiknya mempertimbangkan untuk membeli saat harga saham turun, ketimbang mengejar reli. Fokus utamanya tetap pada saham-saham berkualitas dengan estimasi laba yang realistis,” ujarnya.