STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi salah
satu poin utama hasil Presidensi G20 Indonesia. Ini merupakan wujud peran
kepemimpinan Indonesia untuk turut menentukan arah kebijakan ekonomi dunia serta
langkah nyata bagi pemulihan dunia akibat Covid-19.
Adapun, Presidensi Indonesia dalam KTT G20 fokus pada tiga sektor prioritas yang
menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu penguatan arsitektur
kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
“G20 harus mengambil langkah nyata dan segera. Pertama, arsitektur kesehatan global
harus diperkuat. Solidaritas dan keadilan harus jadi roh arsitektur kesehatan global,” ujar
Presiden Joko Widodo dalam sesi kedua KTT G20 yang membahas isu kesehatan di
Hotel Apurva Kempinski Bali, Selasa (15/11).
Presiden juga mendorong agar negara berkembang diberdayakan sebagai bagian dari
solusi. Menurut Presiden, kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan dan
negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang juga
harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan
riset.
“Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan
transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang
diperluas,” kata Presiden.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menegaskan arsitektur kesehatan global
diperkuat lagi dengan tiga sub agenda sektor kesehatan pada Presidensi Indonesia di
G20, yang sejalan dengan 6 pilar transformasi sektor kesehatan nasional.
Tiga sub agenda tersebut, pertama, membangun ketahanan sistem kesehatan global,
kedua, menyelaraskan standar protokol kesehatan global, dan ketiga mengembangkan
pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan
respons terhadap pandemi.
Adapun, fokus 6 pilar transformasi kesehatan nasional adalah transformasi layanan
primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan,
transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan
transformasi teknologi kesehatan.
Direktur utama Argon Group Krestijanto Pandji menyatakan end-to-end competency yang
dimiliki oleh Argon Group, dengan pengalaman lebih dari 42 tahun di industri kesehatan
sebagai distributor produk farmasi dan kesehatan, ikut mendukung transformasi
kesehatan nasional, salah satunya dengan memperkuat pilar ke-3, yaitu transformasi
sistem ketahanan kesehatan, terutama sektor farmasi dan alat kesehatan.
“Platform kami terdiri dari 33 cabang, 4 kantor perwakilan, 1 pusat distribusi nasional, dan 33 gudang serta lebih dari 800 tenaga penjual dan 2.388 tenaga profesional. Mereka
mengelola 6.000 SKU untuk melayani 70.100 pelanggan, yang terdiri dari rumah sakit,
klinik dan sarana apotik,” kata Krestijanto.
Dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin sadar akan kesehatan dan
kebijakan pemerintah yang mengutamakan produk dalam negeri, masa depan industri
farmasi dan alat kesehatan akan sangat menjanjikan.
Sebagai langkah konkret, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 Tahun
2022, Argon Group ikut serta dalam Pameran Bangga Produk Inovasi dan Teknologi
Kesehatan Dalam Negeri dalam mendukung Transformasi Sistem Kesehatan pada 3–5
November 2022 di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang, Banten.
Pada sesi peninjauan pameran HKN oleh Menko Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Indonessi (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
dan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono di booth Argon Group, Krestijanto sempat
memaparkan kontribusi Argon Group dalam menghasilkan produk yang memiliki Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi serta komitmen untuk memproduksi alat
kesehatan dalam negeri.
Argon Group, melalui PT Djembatan Dua, telah memiliki visi kemandirian produk dalam
negeri sejak 2011 melalui peluncuran produk alat kesehatan dengan merek Stardec.
Argon Group bahkan siap meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN)
menjadi 50% pada 2024, sesuai dengan instruksi pemerintah. Untuk itu, Argon Group
tengah menyelesaikan pembangunan pabrik produk alkes di kawasan industri
Jababeka 2, Cikarang, Jawa Barat.
Selain itu, Argon Group juga ikut memperkuat pilar ke-5, yaitu transformasi SDM
kesehatan. Dalam acara UI Vocational Expo 2022 pada 9-10 November 2022 di
Balairung Universitas Indonesia, Krestijanto mengungkapkan bahwa Argon Group
melihat bonus demografi di Indonesia yang memiliki 70% penduduk berusia produktif
dengan jumlah angkatan kerja yang mencapai 144 juta orang sebagai suatu momentum
untuk memperkuat SDM.
“Argon Group berkomitmen kuat untuk membangun kualitas SDM yang nantinya
berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan kesehatan nasional,” tegasnya.
Kontribusi Argon Group juga memperkuat pilar ke-6 transformasi kesehatan nasional
yaitu transformasi teknologi kesehatan. Menjawab kebutuhan pasar online yang terus
berkembang, Argon Group mengembangkan bisnisnya melalui anak perusahaan baru,
yaitu PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA).
KITA memperluas akses masyarakat akan kebutuhan obat melalui salah satu produk
layanan bernama GoApotik, sebuah pharmacy aggregator yang bertujuan untuk
menghimpun rekanan apotek resmi guna memenuhi kebutuhan obat-obatan dan
vitamin yang dapat diakses langsung oleh masyarakat secara online.
“KITA memiliki keunggulan digital platform dan fokus pada penjualan obat yang dapat
diakses di seluruh Indonesia melalui lebih dari 4.000 rekanan apotek,” ujar Komisaris
KITA, Wimala Widjaja.
Tantangan dan tugas sektor kesehatan kedepan tidak semakin ringan. Oleh karena itu,
dibutuhkan komitmen semua seluruh komponen bangsa untuk saling berkolaborasi
dalam menghadapi masalah kesehatan di masa yang akan datang.