STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street kembali menguat pada penutupan perdagangan Selasa (20/12) waktu setempat. Penguatan Bursa Saham Amerika Serikat (AS) itu dipicu oleh sejumlah faktor. Itu antara lain adalah data ekonomi terbaru negara adidaya tersebut. Selain itu, penguatan saham sektor energi dan rancana pengetatan kebijakan moneter Bank Of Japan.
Berdasarkan data terbaru terungkap bahwa pada November tahun 2022, angka pembangunan rumah keluarga tunggal AS turun ke titik terendah dalam 2,5 tahun terakhir. Pengajuan izin konstruksi tercatat turun tajam lantaran tingginya tingkat hipotek yang membuat aktivitas pasar perumahan terganggu.
Loyonya sektor properti di AS mampu meredam kekhawatiran kalangan investor bahwa The Fed akan meningkatkan suku bunga secara agresif pada 2023.
Dilain sisi, kenaikan Bursa Saham Wallstreet didorong penguatan saham sektor energi dan rancana pengetatan kebijakan moneter Bank Of Japan. Wall Street menepis langkah mengejutkan dari Bank of Japan yang mengakibatkan imbal hasil (yield) obligasi global naik. Bank of Japan memperluas batas atas yield obligasi pemerintah Jepang 10 tahun. Investor juga mengabaikan kekhawatiran bahwa reli akhir tahun mungkin tidak akan terjadi.
Melansir Reuters, kemarin, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS naik 91,31 poin (0,28%) menjadi 32.850,57. Hal yang sama terjadi pada Indeks S&P 500 yang menguat 4,32 poin (0,11%) menjadi 3.821,98. Adapun indeks komposit Nasdaq naik tipis 1,10 poin menjadi 10.547,13.