STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pemerintah terus mendorong perluasan pasar ekspor industri otomotif nasional yang kini telah menembus lebih dari 100 negara. Capaian ini menjadi bukti kekuatan industri otomotif Indonesia di kancah global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, nilai ekspor mobil Indonesia tahun lalu mencapai US$6 miliar. Hingga Agustus 2025, ekspor mobil roda empat mencapai 375 ribu unit. “Gaikindo menargetkan ekspor bisa tembus 500 ribu unit sampai akhir tahun ini,” ujar Airlangga dalam acara Tiga Juta Ekspor bagi Indonesia, Perjalanan Tumbuh Bersama Membangun Kesejahteraan Bangsa oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Kamis (9/10).
Airlangga menyebut capaian monumental TMMIN yang mengekspor 3 juta unit kendaraan merupakan hasil kerja panjang industri otomotif nasional. Ekspor dilakukan ke berbagai negara di Asia, Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika Latin. “Dari ekspor pertama ke Brunei Darussalam tahun 1987, kini produk Indonesia sudah menjangkau lebih dari 100 negara,” ungkapnya.
Menurut Airlangga, keberhasilan ini menunjukkan daya saing industri otomotif Indonesia semakin kuat. Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto juga aktif membuka pasar baru, salah satunya melalui aksesi Indonesia ke blok perdagangan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP).
“Dengan bergabung ke CP-TPP, peluang ekspor ke Meksiko semakin besar. Negara itu sebelumnya mengenakan trade-in quota. Kami berharap dalam dua tahun ke depan ekspor Indonesia ke Meksiko bisa terus diperluas,” kata Airlangga.
Saat ini, rata-rata produksi mobil Toyota di Indonesia mencapai sekitar 300 ribu unit per tahun. Kegiatan produksi itu ditopang oleh rantai pasok lokal yang melibatkan 540 pemasok tier 2 dan 240 pemasok tier 1, termasuk industri kecil menengah seperti pabrik baja, kaca, plastik, dan ban.
Sektor alat angkutan memberikan kontribusi sebesar 1,40% terhadap PDB nasional pada 2024. Namun, jika dihitung dari seluruh rantai industri, mulai dari komponen hingga layanan purna jual, dampak ekonomi sektor otomotif diperkirakan mencapai 6%.
Pemerintah memperkirakan, pengembangan industri otomotif akan menciptakan sekitar 100 ribu lapangan kerja langsung dan lebih dari 1 juta lapangan kerja di seluruh rantai nilai. Kontribusi ekonomi dari sektor ini bisa mencapai US$25 miliar.
Airlangga juga menekankan pentingnya penguasaan teknologi semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) di sektor otomotif. “Integrasi AI dalam kendaraan sudah menjadi keniscayaan. Sekitar 90% mobil baru dunia pada 2025 diprediksi memiliki fitur AI terintegrasi,” jelasnya.
Sistem AI untuk Advanced Driver-Assistance Systems (ADAS) sendiri diproyeksikan memiliki nilai pasar mencapai US$95 miliar secara global pada 2030. Menurut Airlangga, Presiden juga memberi arahan agar ekosistem semikonduktor terus dikembangkan di dalam negeri. “Beberapa produsen semikonduktor sudah ada di Indonesia, termasuk Infineon,” ujarnya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Bupati Karawang Aep Syaepuloh, CEO Toyota Motor Corporation Koji Sato, CEO Toyota Motor Asia Masahiko Maeda, President Director Daihatsu Motor Corporation Masahiro Inoue, Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto, dan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Hiroyuki Ueda.