STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan Rabu (15/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (16/10/2025) WIB. Harga logam mulia ini berhasil menembus level di atas US$4.200 per ons untuk pertama kalinya. Lonjakan ini dipicu meningkatnya harapan pemangkasan suku bunga dan kekhawatiran geopolitik yang membuat investor ramai memburu aset aman.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 1,3% menjadi US$4.193,39 per ons setelah sempat mencapai rekor tertinggi di US$4.217,95. Kontrak emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember juga naik 1% ke posisi US$4.203,70 per ons.
Analis pasar dari City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, menilai tren kenaikan harga emas masih berpotensi berlanjut. “Logam ini sedang dalam tren kenaikan dan tampaknya belum ingin berhenti. Dengan ketegangan dagang AS-China yang kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir, investor punya alasan lebih kuat untuk melindungi portofolionya dengan diversifikasi ke emas,” ujarnya.
Sejak awal tahun, harga emas sudah melonjak hampir 58%. Kenaikan tajam ini didorong berbagai faktor, seperti ketegangan geopolitik, ekspektasi penurunan suku bunga, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, tren dedolarisasi, serta derasnya aliran dana ke reksa dana berbasis emas (ETF).
Razaqzada menyebut peluang emas menembus level US$5.000 per ons masih terbuka. “Dengan jarak hanya sekitar US$800 lagi, saya tidak akan bertaruh melawan emas untuk sampai ke sana,” katanya. Ia memperkirakan koreksi jangka pendek bisa terjadi untuk menarik minat beli baru di level yang lebih rendah.
Sementara itu, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan pandangan yang lebih lunak. Ia menyebut pasar tenaga kerja AS masih berada dalam kondisi “pertumbuhan rendah dan perekrutan yang lemah.”
Emas kerap dipandang sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian dan inflasi. Harga logam mulia ini biasanya menguat saat suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil seperti aset berbunga.
Pelaku pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober mencapai 98%, dan satu kali lagi pada Desember yang sudah sepenuhnya diperhitungkan.
Sentimen aset aman juga meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan Washington tengah mempertimbangkan pemutusan sebagian hubungan dagang dengan China, menyusul kebijakan saling balas berupa biaya tambahan di pelabuhan pada pekan ini.
Situasi politik AS turut menjadi perhatian karena penutupan sebagian pemerintahan federal menghentikan publikasi data ekonomi penting dan bisa menyulitkan pengambilan kebijakan.
Selain emas, harga perak juga naik 1,7% ke level US$52,31 per ons setelah mencetak rekor baru di US$53,6 sehari sebelumnya. Menurut Michael Brown, Senior Strategist di Pepperstone, lonjakan harga perak disebabkan pasokan yang ketat di London. “Kondisi ini bisa berbalik cepat jika kelangkaan pasokan mulai mereda,” ujarnya.
Harga platinum naik 0,4% menjadi US$1.644,80 per ons, sedangkan palladium turun 0,7% ke posisi US$1.514,25.