STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdagangan enam saham sekaligus dan satu waran. Sebelumnya keenam saham dan waran tersebut disuspensi karena mengalami lonjakan harga yang tidak wajar. Pencabutan suspensi ini mulai berlaku pada sesi I perdagangan Selasa, 21 Oktober 2025.
Enam saham yang kembali bisa diperdagangkan adalah PT Era Graharealty Tbk (IPAC), PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI), PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA), PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) beserta Waran Seri II (TRIN-W2), dan PT Estee Gold Feet Tbk (EURO). Seluruh saham tersebut kini dapat kembali diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A., menjelaskan keputusan ini diambil setelah bursa melakukan evaluasi terhadap kondisi perdagangan keenam saham tersebut. “Berdasarkan penilaian bursa, maka dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai Sesi I tanggal 21 Oktober 2025,” ujar Pande, dikutip Senin (20/10/2025).
Saham IPAC disuspensi sejak 7 Oktober 2025, disusul ASLI pada 8 Oktober, ESTA pada 9 Oktober, dan FOLK pada 10 Oktober. Sementara TRIN dan Waran Seri II TRIN-W2 disuspensi mulai 13 Oktober, serta EURO pada 20 Oktober 2025.
Harga Saham
Harga saham IPAC naik Rp30 atau 10% ke level Rp330 per lembar pada penutupan perdagangan Senin (6/10). Volume transaksi tercatat 6 ribu lembar dengan nilai Rp1,98 juta, dan ditransaksikan sebanyak tujuh kali.
Pada perdagangan Selasa (7/10), ASLI juga melonjak tajam. Sahamnya ditutup di Rp220 per lembar, naik 34,97% atau 57 poin dari posisi sebelumnya Rp163. Sepanjang hari, ASLI bergerak di kisaran Rp180 hingga Rp220 per saham. Volume transaksi mencapai 414,43 juta lembar. Saham ini dibuka di Rp190 dan menyentuh level tertinggi tahun ini di Rp220. Sejak awal 2025, ASLI sudah melesat jauh dari level terendahnya di Rp50 pada 2 Januari, dengan kapitalisasi pasar kini sekitar Rp1,37 triliun.
Pada Rabu (8/10), ESTA menutup perdagangan dengan lonjakan 34,64% ke level Rp206 per lembar. Harga ini naik 53 poin dari penutupan sebelumnya di Rp153. Sejak dibuka di Rp160, saham ESTA langsung menguat dan menyentuh level tertinggi tahun ini di Rp206. Harga terendah harian tercatat di Rp160. Volume perdagangan mencapai 85,76 juta lembar, menandakan minat beli yang besar. Kapitalisasi pasar ESTA kini sekitar Rp499,62 miliar. Dalam setahun terakhir, saham ini bergerak di rentang Rp58 hingga Rp206 per lembar.
Pada Kamis (9/10), FOLK juga mencatat kenaikan tajam. Harga sahamnya ditutup di Rp208 per lembar, naik Rp53 atau 34,19% dari penutupan sebelumnya di Rp155. Sepanjang sesi, FOLK bergerak di kisaran Rp182 hingga Rp208. Volume transaksi mencapai 110,99 juta lembar. Saham ini dibuka di Rp208 yang juga menjadi titik tertinggi tahun 2025. FOLK sempat berada di level terendah Rp50 pada 2 Januari, dan kini kapitalisasi pasarnya mencapai sekitar Rp821,21 miliar.
Kenaikan juga terjadi pada TRIN yang melesat 24,75% ke level Rp252 per lembar pada penutupan Jumat (10/10). Saham ini naik Rp50 dari harga sebelumnya Rp202 dan sempat bergerak di kisaran Rp195 hingga Rp252. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi tahun ini setelah sebelumnya mencatat level terendah di Rp71 pada 4 Maret. Volume transaksi mencapai 101,3 juta lembar dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp1,15 triliun.
Sebelum disuspensi, saham EURO juga mencatat penguatan 9,63% pada perdagangan terakhir Jumat (17/10). Harganya naik ke Rp535 per lembar dari posisi sebelumnya Rp488. Saham ini sempat menyentuh level tertinggi tahun berjalan di Rp535, sementara posisi terendahnya berada di Rp95 pada 10 Januari. Dengan kenaikan ini, kapitalisasi pasar EURO kini sekitar Rp1,36 triliun.
