STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Senin (20/10/2025) waktu setempat. Penguatan ini didorong optimisme dari Jepang dan data ekonomi positif dari China.
Mengutip CNBC International, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 3,37% dan menembus rekor tertinggi baru di level 49.185,5. Kenaikan ini terjadi setelah Partai Demokrat Liberal (LDP) dan Partai Restorasi Jepang (Japan Restoration Party) sepakat membentuk pemerintahan koalisi. Menurut laporan NHK, langkah politik tersebut meningkatkan keyakinan investor terhadap stabilitas ekonomi Jepang.
Indeks Topix juga naik 2,46% ke posisi 3.248,45. Kenaikan di bursa Tokyo mencerminkan antusiasme pasar terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru yang dinilai lebih solid dan pro-bisnis.
Di Korea Selatan, Kospi menguat 1,76% ke 3.814,69, sementara Kosdaq naik 1,89% ke 875,77. Penguatan ini memperpanjang tren positif setelah indeks utama Korsel mencetak rekor tiga hari berturut-turut pekan lalu.
Bursa Hong Kong juga bergerak naik tajam. Hang Seng Index melesat 2,52% ke 25.858,83, sedangkan CSI 300 di China daratan naik 0,53% menjadi 4.538,22. Sentimen positif datang dari laporan ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan PDB sebesar 4,8% pada kuartal Juli–September 2025, sejalan dengan perkiraan analis.
Bank sentral China tetap mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya. Suku bunga pinjaman satu tahun dijaga di level 3%, sesuai dengan ekspektasi pasar, memberi sinyal kebijakan moneter yang stabil.
Dari Australia, S&P/ASX 200 ditutup naik 0,41% ke 9.031,9, melanjutkan tren penguatan di kawasan Asia-Pasifik.
Di India, indeks Nifty 50 juga menguat 0,52% ke 25.843,15, sejalan dengan sentimen positif regional.
Kenaikan bursa Asia mengikuti reli di Wall Street pada akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average naik 0,52% atau 238,37 poin ke 46.190,61, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 0,53% dan 0,52%.
Investor global kini menaruh harapan pada stabilitas politik Jepang dan solidnya data ekonomi China. Kombinasi pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter yang akomodatif, serta dukungan sentimen positif dari Amerika Serikat membuat bursa Asia kompak ditutup di zona hijau.
