STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia tergelincir pada penutupan perdagangan Jumat (24/10/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (25/10/2025) WIB. Padahal, data inflasi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan. Logam mulia ini gagal menjaga momentum dan bersiap menutup pekan dengan pelemahan pertama setelah sembilan minggu beruntun menguat.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot turun 0,57% menjadi US$4.101,61 per ons setelah sempat anjlok hampir 2% di awal sesi. Dalam sepekan, harga emas melemah lebih dari 3%. Kontrak futures emas AS untuk pengiriman Desember juga ditutup 0,2% lebih rendah di US$4.137,8 per ons.
Analis logam mulia independen, Tai Wong, mengatakan tekanan jual masih kuat. “Emas dan perak sempat naik setelah inflasi inti September lebih rendah dari ekspektasi, tapi itu belum cukup untuk menghentikan aksi jual pekan ini. Aksi harga menunjukkan emas dan terutama perak masih butuh satu penurunan lagi sebelum konsolidasi,” ujarnya.
Awal pekan ini, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi di US$4.381,21 pada Senin (20/10/2025). Namun sejak itu, nilainya sudah turun lebih dari 6%. Investor memilih ambil untung di tengah meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China yang mengurangi minat terhadap aset aman seperti emas.
Harga perak spot juga ikut turun 0,86% ke US$48,50 per ons dan berpotensi mencatat penurunan mingguan lebih dari 6%.
Data Departemen Tenaga Kerja AS mencatat inflasi tahunan naik 3% pada September, sedikit di bawah perkiraan ekonom sebesar 3,1%. Hasil ini memperkuat harapan pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam pertemuan minggu depan, dan kemungkinan disusul pemangkasan lagi pada Desember.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya membuat emas lebih menarik karena menurunkan biaya peluang untuk menahan aset tanpa imbal hasil seperti logam mulia tersebut.
Selain itu, kepastian jadwal pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping minggu depan juga menekan harga emas. Pertemuan itu digelar sebelum tenggat 1 November, saat AS berencana memberlakukan tarif tambahan untuk impor asal China.
Kepala strategi pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, menilai harga emas bisa terus turun bila menembus level psikologis. “Jika harga emas jatuh di bawah US$4.000, kita mungkin akan melihat penurunan lebih dalam ke sekitar US$3.850 sebagai level support utama berikutnya,” katanya.
Sepanjang tahun ini, harga emas masih naik 55%. Kenaikan itu ditopang oleh ketegangan geopolitik, pembelian besar oleh bank sentral, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga di AS.
Sementara itu, harga platinum melemah 1,33% ke US$1.603,94 per ons, dan palladium turun 1,43% ke US$1.436,19 per ons.
