Senin, November 3, 2025
26.6 C
Jakarta

Harga Emas Dunia Turun 1%, Tapi Masih Cetak Kenaikan Tiga Bulan Beruntun!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia tergelincir 1% pada penutupan perdagangan Jumat (31/10/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (1/11/2025) WIB. Penurunan ini karena ketidakpastian pasar soal potensi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve). Meski turun, logam mulia ini tetap bersiap menutup bulan ketiga berturut-turut dengan kenaikan.

Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi US$4.001,74 per ons. Sepanjang Oktober, harga emas masih mencatatkan kenaikan sekitar 3,7%. Sementara kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup melemah 0,5% ke level US$3.996,5 per ons.

Kinerja emas tertekan oleh penguatan indeks dolar AS yang bertahan di dekat level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Penguatan dolar membuat harga emas yang dibanderol dalam mata uang AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, Beth Hammack, menegaskan ia menolak pemangkasan suku bunga minggu ini. “The Fed perlu mempertahankan beberapa pembatasan untuk menurunkan inflasi,” kata Hammack pada Jumat.

Komentar Hammack langsung menekan harga emas. “Hammack menghantam emas karena menjadi presiden regional ketiga The Fed yang menentang pemangkasan suku bunga lebih lanjut di tengah inflasi yang masih tinggi. Ini menunjukkan pasar terlalu optimistis dalam memperkirakan penurunan suku bunga,” ujar Tai Wong, pedagang logam independen.

The Fed memangkas suku bunga pada Rabu lalu. Namun, pernyataan bernada hawkish dari Ketua Jerome Powell membuat pelaku pasar kini hanya memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada Desember sebesar 63%, turun dari 90% pada awal pekan, menurut alat pantau CME FedWatch.

Emas biasanya kehilangan daya tarik saat suku bunga tinggi karena tidak memberikan imbal hasil. Meski begitu, sepanjang tahun ini harga emas masih menguat 53% dan sempat menembus rekor tertinggi US$4.381,21 per ons pada 20 Oktober lalu.

Morgan Stanley tetap optimistis terhadap prospek emas dalam jangka menengah. Bank investasi itu menilai harga emas masih berpeluang naik karena pemangkasan suku bunga, arus masuk ke ETF, pembelian oleh bank sentral, dan ketidakpastian ekonomi global. Morgan Stanley memperkirakan harga emas rata-rata bisa mencapai US$4.300 pada paruh pertama 2026.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memangkas tarif impor terhadap China menjadi 47% dari 57%. Kebijakan ini ditukar dengan kesepakatan agar Beijing menindak perdagangan fentanyl ilegal, melanjutkan pembelian kedelai AS, dan menjaga ekspor logam tanah jarang tetap mengalir.

Untuk logam mulia lainnya, harga perak turun 0,4% ke US$48,73 per ons. Platinum anjlok 1,7% ke US$1.583,41 per ons, sementara paladium turun 0,4% ke US$1.440,02 per ons.

- Advertisement -

Artikel Terkait

OPEC+ Tunda Kenaikan Produksi Minyak Awal 2026, Ini Alasannya!

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia menguat tipis pada...

Emas Menguat Tipis Usai Komentar Hati-Hati dari Bos The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali naik pada penutupan...

Harga Minyak Naik, Pasar Tenang Setelah Trump Bicara soal China

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia naik pada penutupan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru