STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Astra International Tbk (ASII) kembali menunjukkan langkah agresif dalam memperkuat portofolio bisnisnya. Setelah melakukan sejumlah aksi korporasi besar di sektor kesehatan, properti, dan pertambangan, Astra kini mengumumkan program share buyback senilai maksimal Rp2 triliun.
Program pembelian kembali saham ini akan berlangsung mulai 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026. Sehari sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UT) juga mengumumkan program serupa dengan nilai maksimum Rp2 triliun yang dimulai pada 31 Oktober 2025 hingga 30 Januari 2026.
Kedua program tersebut akan dijalankan sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai share buyback dalam kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menyebut langkah ini menunjukkan optimisme perusahaan terhadap prospek bisnis jangka panjang. “Langkah Astra dan UT tersebut mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang berkelanjutan, serta mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas pasar modal,” ujar Djony.
Selain buyback, Astra juga aktif memperluas investasinya di berbagai sektor strategis. Pada September 2025, Grup meningkatkan kepemilikannya di PT Medikaloka Hermina Tbk menjadi 20,2%. Hermina dikenal sebagai salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia.
Total investasi Astra di sektor layanan kesehatan, termasuk di Hermina, Halodoc, dan Rumah Sakit Heartology, kini mencapai Rp8,6 triliun. Langkah ini memperkuat posisi Astra di industri kesehatan yang terus berkembang pesat.
Masih di bulan yang sama, Astra menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) untuk mengakuisisi 100% saham PT Arafura Surya Alam, perusahaan tambang emas yang berlokasi di Sulawesi Utara. Nilai transaksi akuisisi ini mencapai US$540 juta.
Akuisisi akan berlaku efektif setelah seluruh persyaratan dalam CSPA terpenuhi. Langkah ini menandai ekspansi Astra ke sektor pertambangan emas sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis jangka panjang.
Selain itu, Astra juga telah menyelesaikan akuisisi 83,7% saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMP), pengembang properti industri dan logistik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Melalui Saka Industrial Arjaya, Astra kini menjadi pemegang saham pengendali baru di MMP dan akan melaksanakan Penawaran Tender Wajib sesuai aturan pasar modal.
Akuisisi MMP menjadi langkah strategis Astra untuk menangkap peluang dari meningkatnya permintaan infrastruktur industri dan logistik, terutama di sektor pergudangan modern.
Rangkaian aksi korporasi besar ini menunjukkan keseriusan Astra dalam memperkuat diversifikasi bisnisnya sekaligus menjaga kepercayaan investor di tengah dinamika pasar yang fluktuatif.
