STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka kembali perdagangan lima saham yang sebelumnya terkena suspensi. Saham-saham tersebut adalah PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX), PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (LIFE), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY), dan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ).
Pembukaan suspensi mulai berlaku sejak sesi I perdagangan, Selasa (9/9/2025). Keputusan ini disampaikan oleh Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, dalam keterbukaan informasi di laman Bursa, Senin (8/9/2025).
“Dengan ini diumumkan suspensi atas perdagangan saham IRSX, LIFE, BWPT, MSKY, dan NAYZ di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai sesi I tanggal 9 September 2025,” tulis Yulianto.
Sebelumnya, saham IRSX dihentikan sementara sejak 11 Agustus 2025 setelah harga melompat signifikan. Saat itu, saham ditutup di Rp116 per lembar, naik 9,43% dibanding penutupan sebelumnya. Kapitalisasi pasar IRSX tercatat Rp660,01 miliar. Dalam setahun terakhir, sahamnya pernah menyentuh level terendah Rp9 dan tertinggi Rp116.
Saham LIFE juga sempat disuspensi mulai 22 Agustus 2025. Pada perdagangan terakhir sebelum suspensi, harga LIFE naik 20% ke Rp17.100 per saham.
BWPT terkena suspensi mulai 25 Agustus 2025. Sehari sebelumnya, saham ditutup di Rp159, naik 2,58% dibanding penutupan sebelumnya di Rp155. Volume transaksi saat itu mencapai 1,14 miliar lembar dengan kapitalisasi pasar Rp5,01 triliun. Dalam setahun terakhir, BWPT bergerak di kisaran Rp50 hingga Rp172.
MSKY masuk daftar suspensi pada 8 September 2025 setelah melonjak tajam di perdagangan 4 September. Sahamnya ditutup di Rp108, naik 28,57% dari Rp84. Sepanjang hari, MSKY sempat menyentuh Rp113 dengan volume transaksi 618,29 juta lembar. Kapitalisasi pasarnya Rp215,39 miliar. Dalam 52 minggu terakhir, harga saham ini bergerak di rentang Rp50 hingga Rp118.
NAYZ juga dihentikan pada 8 September 2025. Saham ditutup di Rp109 pada perdagangan terakhir, naik 7,92% dari Rp101. Kapitalisasi pasar NAYZ tercatat Rp277,95 miliar. Dalam setahun, harga sahamnya sempat menyentuh level terendah Rp19 dan tertinggi Rp167.
BEI menegaskan suspensi dilakukan untuk menjaga perdagangan tetap wajar serta melindungi investor. “Penghentian sementara dilakukan dengan tujuan memberikan waktu memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan setiap keputusan investasi,” tulis BEI.
Bursa juga mengingatkan agar investor selalu memperhatikan keterbukaan informasi dari masing-masing emiten sebelum mengambil keputusan.
