STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik berakhir bervariasi pada perdagangan Jumat (31/10/2025) waktu setempat. Indeks Nikkei 225 memimpin penguatan setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan dagang sementara yang meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Mengutip CNBC International, indeks Nikkei 225 Jepang melesat 2,12% ke rekor baru di 52.411,34. Indeks Topix juga naik 0,94% ke 3.331,83, menandai level tertinggi baru. Investor menyambut positif pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pada Kamis malam.
Keduanya mencapai kesepakatan sementara terkait perdagangan mineral langka yang sempat memicu kekhawatiran akan pecahnya perang dagang besar.
“Kedua pihak tampaknya tetap mempertahankan posisi tawar untuk negosiasi selanjutnya dengan menjadikan langkah ini sebagai alat tawar-menawar,” ujar Chaoping Zhu, Global Market Strategist JPMorgan Asset Management.
Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat 0,5% ke 4.107,50, sementara Kosdaq naik 1,07% ke 900,42. Kenaikan dipimpin saham teknologi setelah Nvidia mengumumkan kolaborasi besar dengan pemerintah Korea Selatan untuk memperluas infrastruktur kecerdasan buatan (AI) menggunakan lebih dari 250.000 GPU buatan perusahaan tersebut.
Saham Hyundai melonjak 9,6% setelah Nvidia menyatakan akan memperdalam kerja sama di bidang kendaraan otonom, pabrik pintar, dan robotika. Keduanya berencana membangun fasilitas AI baru di Korea Selatan dengan investasi sekitar US$3 miliar dan menggunakan 50.000 chip Blackwell GPU terbaru milik Nvidia.
Perusahaan internet Naver juga ikut menguat sekitar 5% setelah anak usahanya, Naver Cloud, diumumkan akan memperluas kapasitas AI dengan tambahan lebih dari 60.000 GPU Nvidia.
Namun tidak semua saham Jepang ikut menikmati euforia pasar. Saham Panasonic Holdings anjlok lebih dari 8% setelah menurunkan proyeksi laba operasional setahun penuh sebesar 13,5%. Penurunan ini disebabkan melemahnya kinerja unit energi yang memasok baterai untuk Tesla dan produsen mobil lainnya.
Sementara itu, bursa Australia bergerak mendatar dengan indeks S&P/ASX 200 ditutup di level 8.881,90. Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 1,43% ke 25.906,65, sedangkan di China daratan, indeks Shanghai melemah 0,81% ke 3.954,79.
Kinerja pasar China ditekan data manufaktur yang kembali melemah. Indeks manufaktur resmi pada Oktober turun ke level 49, di bawah perkiraan 49,6 menurut survei Reuters. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi.
Aktivitas pabrik China telah berada di zona kontraksi sejak April, tertekan oleh tarif impor dari kampanye perdagangan Presiden Donald Trump dan melemahnya permintaan global.
