STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada Jumat sore (3/1/2025). Beberapa pasar mengalami kenaikan, sementara yang lainnya, terutama di China, mengalami penurunan tajam.
Mengutip CNBC International, indeks CSI 300 China turun 1,18% dan berakhir di 3.775,16, memperpanjang kerugian sebelumnya sebesar 2,9%. Indeks Shanghai juga melemah 1,57%, ditutup di 3.211,43. Pasar saham Shenzhen China turun lebih dalam, 1,89%, berakhir di 9.897,12.
Di sisi lain, pasar saham Hong Kong sedikit pulih. Indeks Hang Seng naik 0,7% ke 19.760,27. Namun, tidak semua pasar di Asia bergerak positif.
Indeks Nikkei Jepang turun 0,96%, ditutup di 39.894,54. Di India, Indeks Nifty 50 melemah 0,76% ke 24.004,75, sementara di Singapura, STI hanya naik tipis 0,03% ke 3.801,83.
Namun, ada beberapa pasar yang mencatatkan kenaikan signifikan. Indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,79% mencapai 2.441,92. Saham-saham di Australia juga menguat, dengan ASX 200 naik 0,6% ke 8.250,5.
Di pasar obligasi China, imbal hasil obligasi 10 tahun mencapai level terendah sepanjang sejarah, yaitu 1,598%.
Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah China berencana meningkatkan penerbitan obligasi ultra-panjang. Mereka juga akan memberikan subsidi untuk pembelian barang seperti smartphone dan tablet. Selain itu, pemerintah akan mendukung pekerja ekonomi gig dan memperluas pelatihan vokasi.
Namun, kebijakan kontroversial juga muncul. China mengusulkan pembatasan ekspor teknologi yang digunakan untuk membuat komponen baterai dan mengolah mineral kritis seperti lithium dan gallium.
Di Korea Selatan, pasar saham menunjukkan kinerja positif. Indeks Kospi melonjak 1,79%, sedangkan indeks Kosdaq naik 2,79%. Saham SK Hynix pun menguat 6,25% setelah perusahaan tersebut mengumumkan rencana menjadi “penyedia memori AI penuh” di ajang CES 2025.