Kamis, Agustus 7, 2025
31 C
Jakarta

Digitalisasi dan Inovasi Jadi Kunci Sukses BMHS di Bawah Kepemimpinan Agus Heru Darjono

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Keberhasilan PT Bundamedik Tbk (BMHS) dalam mencatat kinerja solid tahun ini tidak lepas dari peran Agus Heru Darjono, Presiden Direktur baru BMHS. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri farmasi, Agus membawa visi kuat untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan bagi perusahaan.

“Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan kesehatan holistik kepada masyarakat. Inovasi dan teknologi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan di industri kesehatan,” jelas Agus.

Di bawah kepemimpinannya, BMHS fokus meningkatkan kualitas layanan tanpa melupakan efisiensi. Saat ini, BMHS mengelola ekosistem layanan kesehatan yang luas. Itu antara lain adalah 10 rumah sakit, 12 klinik IVF Morula, dan Laboratorium Lab Klinik Diagnose. Jaringan yang luas ini mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. “Kami ingin masyarakat punya lebih banyak pilihan dalam pelayanan kesehatan. Semua strategi kami selalu didasarkan pada kebutuhan masyarakat,” tambah Agus.

Agus juga menjadikan digitalisasi sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan kenyamanan pasien. BMHS memperkenalkan berbagai inovasi yang memudahkan akses layanan kesehatan melalui pendekatan patient-centered care (PCC).

Agus menjelaskan bahwa digitalisasi di BMHS berfokus pada kebutuhan pasien. “Kami ingin menciptakan layanan yang seamless bagi pasien. Setiap touchpoint digital yang kami siapkan bertujuan untuk memberikan kenyamanan di setiap tahap pelayanan,” ujarnya.

Salah satu inovasi terbesar adalah aplikasi One Bunda. Melalui aplikasi ini, pasien bisa mendaftar, melihat nomor antrian secara real-time, dan mengakses berbagai layanan lainnya. “Saat ini, 80% pasien JKN kami sudah menggunakan One Bunda. Ini menunjukkan bahwa digitalisasi yang kami terapkan sangat bermanfaat bagi pasien,” ungkap Agus.

BMHS juga menghadirkan buku vaksin dan buku kehamilan digital melalui aplikasi ini. Layanan yang ditawarkan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. “Kami berusaha memberikan layanan yang relevan. Misalnya, layanan untuk pasien pria disesuaikan, tidak mungkin kami tawarkan tes PCOS yang tidak relevan,” tambahnya.

Inovasi lain yang diterapkan adalah sistem pembayaran yang lebih fleksibel. Di beberapa cabang, pasien tidak perlu lagi mengantri di kasir. “Kami sudah menyediakan berbagai opsi pembayaran, mulai dari kartu kredit, debit, QRIS, hingga e-money. Semua ini dibuat agar pasien lebih mudah dalam melakukan pembayaran,” jelas Agus.

BMHS juga menyediakan layanan home drug delivery bagi pasien yang tidak ingin menunggu lama, terutama untuk obat racikan anak. “Layanan ini sangat membantu, khususnya bagi mereka yang tidak punya banyak waktu untuk menunggu di rumah sakit,” ujar Agus.

Selama dua tahun terakhir, BMHS terus berinovasi untuk memberikan kemudahan bagi pasien sekaligus mendorong efisiensi operasional. Dengan strategi yang kuat dan inovasi berkelanjutan, BMHS optimistis akan terus tumbuh dan menjadi pemimpin di industri kesehatan Indonesia. “Kami akan terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tambah Agus.

Selain menjaga performa yang gemilang, BMHS juga telah menyiapkan strategi jangka panjang untuk 3-5 tahun ke depan. Fokus utama adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan ekspansi ke kota-kota baru yang belum terjangkau oleh BMHS. Agus menekankan bahwa kunci sukses BMHS adalah SDM yang berkualitas. “Kami yakin, jika kita memprioritaskan manusia, profit akan mengikuti. SDM yang handal adalah kunci untuk mencapai puncak kesuksesan,” katanya.

BMHS juga menerapkan dua strategi utama, yaitu defense strategy dan offensive strategy. Defense strategy berfokus pada peningkatan layanan di rumah sakit yang sudah ada, sementara offensive strategy berfokus pada ekspansi ke kota-kota baru. “Kami berencana menambah 1-2 rumah sakit setiap tahun untuk memperluas jangkauan layanan kami,” jelas Agus.

Untuk memperkuat posisinya di sektor kesehatan, Bundamedik telah mengalokasikan anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp300 miliar tahun ini. Hingga Agustus 2024, Perseroan telah menggunakan Rp142 miliar dari capex tersebut, terutama untuk proyek renovasi rumah sakit di beberapa lokasi strategis.

Agus menegaskan bahwa renovasi menjadi prioritas utama tahun ini. “Sebagian besar belanja kami dialokasikan untuk renovasi rumah sakit di Menteng, Palembang, dan Bekasi,” ungkapnya. Selain itu, sisa anggaran capex akan digunakan untuk pembangunan gedung baru yang dijadwalkan selesai pada kuartal ketiga 2024.

Terkait ekspansi bisnis ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Agus mengungkapkan bahwa BMHS sedang melakukan studi kelayakan. “IKN adalah topik yang menarik. Kami sedang melakukan studi kelayakan dan akan segera mengirim tim untuk melakukan studi lebih lanjut di sana,” ujarnya. BMHS juga mempertimbangkan ekspansi ke wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur yang belum memiliki rumah sakit Bunda.

BMHS optimistis akan mencapai pertumbuhan double digit pada akhir 2024. “Saat ini kami sudah tumbuh 9%, dan kami yakin bisa mencapai double digit di kuartal empat,” ungkap Agus dengan penuh keyakinan.

BMHS juga telah mulai merancang anggaran capex untuk tahun 2025, dengan proses penganggaran yang diperkirakan akan selesai pada akhir November. “Kami sedang melakukan perencanaan anggaran, tidak hanya untuk rumah sakit tetapi juga untuk anak perusahaan kami,” tutup Agus.

Perjalanan Karier

Perjalanan karier  Agus dimulai sebagai medical representative, sebuah posisi yang sering kali menjadi pintu masuk para profesional muda di industri farmasi. Namun, dedikasi dan kerja kerasnya membuat  Agus menanjak hingga mencapai posisi puncak di beberapa perusahaan farmasi terkemuka.

Pada tahun 2009 hingga 2012, Agus menjabat sebagai Business Operation and Strategic Planning Director di PT Pfizer Indonesia. Peran ini menjadi titik penting dalam pengembangan kemampuannya di bidang strategi dan perencanaan korporasi. Ini adalah fondasi penting bagi kariernya

Tidak berhenti di situ, Agus terus memperkuat keahliannya saat menjadi Marketing Director di PT Merck Sharp and Dohme dari tahun 2012 hingga 2014. Di sana, ia berhasil meningkatkan strategi pemasaran yang inovatif untuk memperkuat posisi perusahaan di pasar farmasi Indonesia.

Selanjutnya, ia melangkah lebih jauh dengan menjadi Corporate Strategy Director di PT Darya Varia Laboratoria. Di sinilah Agus mulai merumuskan strategi-strategi bisnis yang efektif dan berkelanjutan. Pengalaman ini memperluas wawasannya tentang pentingnya inovasi dalam strategi korporasi. Agus, menekankan betapa pentingnya inovasi untuk terus relevan di industri yang sangat kompetitif.

Perjalanan Agus di industri farmasi juga mencatat posisinya sebagai President Director PT Metro Drug Indonesia – Zuellig Group (2017-2018) dan Chief Operating Officer Commercial di PT Anugrah Pharmindo Lestari – Zuellig Pharma (2018-2019). Kedua perusahaan ini merupakan bagian dari grup farmasi besar di Asia, dan kontribusi Dr. Agus di sana turut memperkuat reputasinya sebagai pemimpin di bidang farmasi.

Pada tahun 2020, Agus kembali mengambil peran strategis sebagai Vice President PT Bernofarm Group. Tak lama setelahnya, ia dipercaya memimpin PT Indofarma (Persero) Tbk sebagai President Director dari tahun 2021 hingga 2023, sebuah posisi yang sangat bergengsi di perusahaan farmasi BUMN tersebut.

Agus juga menjabat sebagai Vice President Director PT Morula Indonesia, di mana ia memimpin pengembangan layanan kesehatan reproduksi di Indonesia.

Artikel Terkait

Riduan Naik Tahta, Ini Kisah Karier Sang Dirut Baru Bank Mandiri!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) resmi...

Bos Baru AMMAN Ternyata Lulusan Harvard! Ini Rencana Arief Sidarto Usai Gantikan Alexander Ramlie

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)...

Kisah Noprian Fadli Bujuk Poh Group Akuisisi NINE: “Nggak Gampang, Tapi Berhasil!”

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) tengah...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru