STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Ketika Darmawan Junaidi ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Mandiri pada Oktober 2020, tantangan besar sudah menantinya. Pandemi COVID-19 melanda, dan sektor keuangan mengalami tekanan hebat. “Tantangan utama yang saya hadapi adalah bagaimana memimpin dan membawa Bank Mandiri untuk tetap berprestasi di tengah kondisi yang sangat tidak mendukung. Pandemi telah menekan industri keuangan secara keseluruhan, sehingga istilah “new normal” pun muncul,” ujarnya.
Namun, pria kelahiran Palembang pada tahun 1966 itu, melihat ini sebagai peluang untuk melakukan transformasi. “saya melihat tantangan ini sebagai peluang untuk menanamkan energi positif dan bertransformasi,” katanya.
Menurut Darmawan, teori manajemen dan kepemimpinan sudah pasti banyak diketahui oleh banyak orang. Terutama, di Bank Mandiri yang memiliki segudang individu berbakat. “Sebagai seorang pemimpin, tugas utama saya bukan hanya memahami teori, melainkan bagaimana mengimplementasikannya untuk membuat organisasi outperform,” terangnya.
Bank Mandiri, dengan aset terbesar di Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk menjadi pemimpin nasional di industri perbankan. Untuk itu, seorang pemimpin harus bisa menggambarkan tantangan terbesar yang harus diatasi. Menetapkan tantangan yang benar dan merumuskan strategi untuk menghadapinya sangatlah penting. Tantangan kecil akan menghasilkan output yang kecil, dan ini tidak akan membawa Bank Mandiri untuk unggul di pasar.
Membangun organisasi sebesar Bank Mandiri membutuhkan kesamaan persepsi dan kekuatan kolektif. Semua komponen dalam organisasi harus menuju satu tujuan yang sama. Leadership dan marketing harus didukung oleh strategi yang tepat. Tanpa strategi yang baik, keduanya tidak akan efektif.
Transformasi yang dijalankan oleh Darmawan di Bank Mandiri diawali dengan menyiapkan organisasi secara strategis. Fokus utama adalah pada pengembangan people yang memiliki pemikiran strategis dan visioner. Program strategic business leaders dikembangkan untuk membangun leaders yang berpikir inovatif dan strategis.
Pemimpin di Bank Mandiri harus mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan visi dan misi yang jelas, organisasi dapat mendeliver tuntutan yang diharapkan dan mengungguli pasar. “Tujuan kami adalah menjadi pemimpin industri keuangan yang tak terbantahkan (undisputed industry leaders),” jelas Darmawan.
Tantangan dan tuntutan selalu digambarkan secara jelas, tidak hanya di level Board of Directors (BOD) tetapi juga hingga tingkatan pemimpin bisnis terdepan, seperti kepala cabang. Dengan demikian, setiap pemimpin di Bank Mandiri memahami skala tantangan yang dihadapi dan berusaha untuk memenangkan tantangan tersebut.
Darmawan dan timnya terus mengoptimalkan kekuatan inti organisasi melalui mekanisme top-down dan bottom-up. People di Bank Mandiri harus memiliki passion untuk deliver beyond expectation dan think big. Pemimpin harus mampu mengorkestrasi seluruh elemen organisasi untuk selalu meningkatkan skala tuntutan dan kemampuan.
Proses ini akan membawa Bank Mandiri untuk selalu terdepan, memastikan organisasi terus outperform the market. Dengan membangun strong business leaders, Bank Mandiri akan menjadi national champion di industri perbankan, membawa dampak positif tidak hanya bagi bank tetapi juga bagi Indonesia.
Transformasi Budaya dan Sumber Daya Manusia
Lulusan Sarjana (S1) dari Universitas Sriwijaya di Palembang ini menekankan pentingnya transformasi budaya dan sumber daya manusia. “Transformasi yang kita lakukan pada akhirnya ini memang harus kita gambarkan. Dan kita merumuskan ini setelah kita lakukan proses secara strategik 2 tahun pertama 2021-2022 saya memimpin bank ini. Tidak langsung sekaligus kita bilang kita lakukan transformasi,” imbuhnya.
Dia menegaskan pentingnya memperkuat nilai-nilai yang ada di dalam bank. Peningkatan kemampuan kepemimpinan menjadi fokus utama. Setiap pemimpin di Bank Mandiri dituntut untuk mampu menghadapi tantangan dan memenuhi ekspektasi organisasi. “Values-values yang ada di sana terus kita tingkatkan. Kemampuan leadership, kemampuan dari semua pemimpin yang ada di dalam bisa menggambarkan, menjawab dan memenangkan tantangan sesuai dengan skalanya,” jelas Darmawan.
Transformasi budaya juga menjadi perhatian utama. Budaya kerja diubah dari sekadar wacana menjadi konsep yang siap dieksekusi. Ini dilakukan untuk menciptakan bisnis baru yang lebih kompetitif.
Darmawan juga melihat peluang besar dalam bisnis modern. Selama ini, Bank Mandiri dikenal sebagai wholesale bank yang lebih banyak mengurus perusahaan besar. Namun, bisnis retail juga mendapatkan perhatian yang serius. Sebelumnya, kedua segmen ini berjalan sendiri-sendiri tanpa ada sinergi yang kuat. Pendekatan ini diubah untuk mengoptimalkan rantai nilai dari hubungan bisnis dengan nasabah wholesale melalui ekosistem yang terintegrasi.
Transformasi Digital
Transformasi digital juga menjadi kunci utama. Teknologi dan digitalisasi diimplementasikan untuk mendukung semua aspek bisnis di Bank Mandiri. “Kita harus go detail. Kita tidak mau gagal. Konsepnya semuanya harus clear. Dan kita harus tuntas,” tegas Darmawan.
Kepemimpinan Darmawan tidak hanya fokus pada strategi, tetapi juga pada eksekusi yang tepat. Strategi yang diterapkan harus meresap secara perlahan namun mendalam di semua level organisasi. “Pemimpin harus mampu menggambarkan tantangan yang ada, menjawab tantangan itu dan memenangkan tantangan itu,” kata Darmawan.
Langkah pertama yang diambil Darmawan adalah mempersiapkan Bank Mandiri untuk masa depan dengan transformasi digital. Pada Oktober 2021, Bank Mandiri resmi memulai proses transformasi ini. Darmawan memastikan bahwa semua sistem backend mendukung dan bahwa kekuatan utama ada pada sumber daya manusia.
Darmawan memutuskan untuk mengembangkan kemampuan digital secara internal. “Apa yang kita bangun ini semuanya adalah in-house capability development. Tidak ada lagi vendor di dalam,” ujarnya. Sejak itu, jumlah pengembang IT di Bank Mandiri meningkat dari kurang dari 2.000 menjadi lebih dari 5.000, semua berasal dari talenta terbaik universitas-universitas di Indonesia.
Transformasi digital ini juga didukung oleh investasi besar dalam infrastruktur. Bank Mandiri membeli tiga set prosesor IBM P9, yang mampu menangani 35 ribu transaksi per detik. Namun, Darmawan tidak berhenti di situ. Saat ini, mereka sedang membangun kapasitas untuk menangani 60 ribu transaksi per detik. Bahkan, Bank Mandiri telah memesan prosesor untuk 100 ribu transaksi per detik. Ini menjadikan Bank Mandiri satu-satunya institusi keuangan di dunia yang memiliki kapasitas sebesar itu.
Dalam hal aplikasi digital, Darmawan memimpin peluncuran super app Livin’ by Mandiri pada Oktober 2021. Jumlah pengguna aplikasi ini telah mencapai lebih dari 24 juta, meningkat pesat dari 4-5 juta pengguna Mandiri Online sebelumnya.
Bank Mandiri Tumbuh Pesat
Bank Mandiri telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa sejak dipimpin oleh Darmawan Junaidi pada tahun 2020. Dengan pendekatan strategis dan transformasi yang terencana, Bank Mandiri berhasil mencatatkan berbagai pencapaian signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Darmawan mengungkapkan bahwa transformasi yang dilakukan tidak langsung diterapkan secara besar-besaran. “Secara strategik saya tidak mengatakan kita melakukan transformasi. Tapi sebetulnya apa yang saya deliver sebagai CEO, sebetulnya sudah mulai saya lakukan transformasi,” ujarnya. Langkah-langkah awal diambil dengan melibatkan tim terbatas untuk memastikan setiap langkah transformasi tidak mengganggu bisnis perusahaan.
Hasil dari transformasi ini mulai terlihat sejak tahun 2020. Pada akhir tahun tersebut, laba Bank Mandiri tercatat kurang dari Rp17 triliun. Namun, pada tahun 2021, laba meningkat signifikan menjadi Rp28 triliun. Pertumbuhan pangsa pasar Bank Mandiri juga terus mengalami lonjakan. Dari yang awalnya berada di posisi kedua, kini semakin mendekati posisi pertama dalam pangsa pasar kredit di Indonesia. Untuk dana murah, Bank Mandiri yang sebelumnya berada di posisi ketiga pada tahun 2020, kini telah menjadi nomor satu. Return on Investment (ROI) juga mengalami peningkatan dari sekitar 8% menjadi 14%.
Tahun 2022 menjadi titik balik yang lebih besar lagi. Laba Bank Mandiri melonjak dari Rp28 triliun menjadi lebih dari Rp41 triliun, menjadikannya bank dengan laba tertinggi kedua di Indonesia. ROI juga terus tumbuh mendekati 20%. Tahun 2023 Bank Mandiri mencatat ROI tertinggi di Indonesia dengan angka 23,62%, serta pertumbuhan laba sebesar 33,7%.
Pertumbuhan bisnis yang pesat terus berlanjut hingga kuartal pertama tahun 2024. Ekspansi kredit Bank Mandiri jauh melampaui rata-rata industri dengan pertumbuhan 20%. Bahkan pada kuartal pertama tahun 2024, tabungan Bank Mandiri melesat sebesar 10% mengalahkan pesaing utamanya yang hanya tumbuh 4-5%.
“Dengan kita bangun pendekatan yang baru, dengan values-values baru yang kita bangun, muncul value pertumbuhan yang jauh di atas industri,” jelas Darmawan.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kemampuan kepemimpinan yang adaptif terhadap perubahan kondisi ekonomi. Darmawan menjelaskan bahwa pemimpin harus mampu menggambarkan tantangan sebelum memasuki tahun berikutnya. Tahun 2021-2022 diwarnai dengan suku bunga rendah, berbeda dengan 2023 yang mulai tinggi. Prediksi untuk semester kedua tahun 2024 menunjukkan suku bunga yang sedikit melandai, menciptakan situasi ekonomi yang berbeda.
Darmawan menegaskan pentingnya memiliki pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang akan dihadapi. “Transformasi kepemimpinan harus bisa menggambarkan tantangan, menjawab tantangan, dan memenangkan tantangan yang akan dihadapi satu organisasi,” katanya. Hal ini sangat penting bagi Bank Mandiri yang memiliki aset terbesar di Indonesia, di atas Rp2.000 triliun.
Dengan transformasi yang berkelanjutan, Bank Mandiri di bawah kepemimpinan Darmawan Junaidi terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Langkah-langkah strategis dan digitalisasi yang diterapkan telah membawa bank ini menuju puncak industri perbankan di Indonesia. Darmawan dan timnya berkomitmen untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ini, memastikan Bank Mandiri selalu berada di garis depan inovasi dan kinerja.
Perjalanan Karir Darmawan Junaidi
Perjalanan karier Darmawan di Bank Mandiri dimulai dengan posisi strategis sebagai Direktur Keuangan di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2016-2017. Dalam kurun waktu yang sama, ia juga dipercaya sebagai Komisaris Utama di PT Semen Kupang Indonesia. Pengalamannya di industri semen memperkaya wawasan Darmawan dalam mengelola perusahaan besar dengan beragam tantangan.
Pada tahun 2017, Darmawan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pengalaman ini memberikan Darmawan pandangan lebih luas tentang kepemimpinan dan manajemen korporasi. Setahun kemudian, ia bergabung dengan Bank Mandiri sebagai Direktur Treasury, di mana ia bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan investasi bank. Jabatannya ini berlangsung dari 2017 hingga 2018.
Kemampuan dan keberhasilannya dalam mengelola treasury membawa Darmawan ke posisi yang lebih tinggi, yaitu Direktur Treasury dan International Banking di Bank Mandiri dari 2018 hingga 2020. Dalam peran ini, Darmawan menunjukkan kemampuannya mengelola operasi perbankan internasional serta menjaga stabilitas keuangan bank di tengah gejolak pasar global. Pada Oktober 2020, di tengah tantangan besar pandemi COVID-19, Darmawan diangkat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri.