Kamis, Oktober 9, 2025
26.8 C
Jakarta

Dolar AS Menguat di Tengah Data Ketenagakerjaan yang Beragam dan Ancaman Perang Dagang

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS menguat pada penutupan perdagangan Jumat (7/2/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (9/2/2025) WIB. Kenaikan dolar terjadi setelah data tenaga kerja AS menunjukkan perlambatan pertumbuhan di Januari. Namun, tingkat pengangguran turun ke 4%, memberi alasan bagi The Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga hingga setidaknya Juni.

Mengutip CNBC International, mata uang AS juga terdongkrak oleh pernyataan Presiden Donald Trump yang berencana menerapkan tarif balasan terhadap beberapa negara. Namun, ia tidak menyebut negara mana yang akan terdampak.

Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar AS terhadap mata uang utama seperti yen dan poundsterling, naik 0,353% ke 108,04. Meski begitu, secara mingguan, dolar masih melemah setelah kekhawatiran investor terhadap perang dagang mulai mereda.

Laporan tenaga kerja AS menunjukkan nonfarm payrolls hanya bertambah 143.000 pekerjaan pada Januari, lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 170.000. Namun, angka ini masih lebih baik dibanding revisi kenaikan 307.000 pekerjaan pada Desember.

Joseph Trevisani, analis senior di FX Street, menilai pasar tenaga kerja AS belum menunjukkan tren yang jelas. “Tidak ada indikasi pelemahan signifikan, tetapi juga tidak terlihat adanya penguatan besar,” ujarnya.

Investor kembali waspada setelah Trump menegaskan akan menerapkan lebih banyak tarif untuk membantu menyelesaikan masalah anggaran AS. Pernyataan ini ia sampaikan saat bertemu Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba. Trump juga menegaskan tarif otomotif masih menjadi opsi, meski ada laporan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan pengecualian bagi beberapa negara.

Di pasar mata uang, poundsterling melemah 0,2% ke US$1,2413 setelah sebelumnya turun 0,54% pada Kamis. Kejatuhan ini terjadi setelah Bank of England (BoE) memangkas suku bunga ke 4,5% dan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris tahun ini menjadi 0,75%, setengah dari perkiraan sebelumnya.

Sementara itu, euro juga melemah 0,49% ke 1,0333 terhadap dolar AS.

Di sisi lain, dolar AS justru melemah tipis 0,09% terhadap yen Jepang ke 151,365. Sebelumnya, dolar bahkan sempat turun di bawah 151 yen untuk pertama kalinya sejak 10 Desember. Pelemahan ini terjadi karena ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Komentar hawkish dari anggota dewan BOJ, Naoki Tamura, semakin memperkuat spekulasi ini. Ia menyebut BOJ perlu menaikkan suku bunga ke setidaknya 1% pada paruh kedua tahun fiskal 2025.

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat, Yen Melemah ke Level Terendah Sejak Februari

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Dolar AS Menguat, Yen dan Euro Melemah di Tengah Ketidakpastian Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Krakatau Steel Lunasi Utang Lebih Cepat, Dapat Diskon Hingga 80% dari Bank

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru