Rabu, September 3, 2025
28 C
Jakarta

Genjot Kontrak Baru, Pendapatan Usaha Emiten Jasa Pertambangan (MINE) Naik 12,46% di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) atau STM, membukukan kenaikan 12,46% pendapatan usaha menjadi Rp1,15 triliun pada semester I 2025, dari Rp1,02 triliun periode yang sama tahun lalu.

Menurut Ivo Wangarry, Direktur Utama MINE, capaian ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas operasional MINE di sejumlah proyek, serta kontribusi dari kontrak-kontrak baru yang berhasil diraih pada awal tahun ini.

Ivo mengungkapkan, MINE terus menjaga fundamental bisnis yang solid di tengah dinamika industri jasa pertambangan. Realisasi kinerja ini menjadi landasan penting bagi MINE dalam menjaga keberlanjutan usaha dan memastikan kontribusi positif terhadap pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.

“Kami menjaga momentum pertumbuhan dan memperkuat posisi MINE sebagai mitra strategis di sektor jasa penunjang pertambangan, sekaligus menegaskan kepercayaan yang terus diberikan kepada STM. Strategi ekspansi dan peningkatan kapabilitas operasional diharapkan dapat terus menopang pertumbuhan bisnis,” ujar Ivo dalam keterangan resminya, Senin (01/9/2025).

Ivo menjelaskan, pertumbuhan pendapatan di semester I 2025 turut ditopang oleh perolehan dua kontrak baru yang bernilai strategis bagi MINE. Kontrak pertama bersama PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) mencakup pengelolaan jasa penunjang pertambangan dan jasa pengangkutan material (hauling), sedangkan kontrak kedua adalah Proyek Sampala bersama PT Erabaru Timur Lestari untuk pembangunan jalan hauling sepanjang 8 KM. Kedua kontrak ini semakin memperluas portofolio bisnis dan mempertegas posisi MINE sebagai mitra terpercaya di industri jasa penunjang pertambangan.

Ekspansi usaha tersebut sekaligus menjelaskan adanya peningkatan investasi MINE pada semester I 2025, berupa penambahan alat berat, infrastruktur pendukung, serta tenaga kerja baru. Sejalan dengan langkah tersebut, nilai aset MINE naik 24,5% menjadi Rp2 triliun per 30 Juni 2025, dari Rp1,61 triliun pada tahun lalu.

Peningkatan skala operasional juga berpengaruh pada struktur biaya. Beban tenaga kerja meningkat 33,09% menjadi Rp161,64 miliar dari Rp121,45 miliar pada tahun lalu. Beban pokok pendapatan mencapai Rp929,59 miliar dari sebelumnya Rp768,81 miliar. Hal ini menyebabkan MINE mencatatkan laba bersih periode berjalan sebesar Rp116,99 miliar pada semester I 2025, turun dibandingkan Rp145,54 miliar pada semester I 2024.

Ekspansi usaha MINE juga tercermin dari beban penyusutan aset tetap yang meningkat menjadi Rp155,46 miliar, dari Rp89 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini terjadi seiring dengan adanya depresiasi alami dari alat berat yang telah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini mencerminkan tingginya tingkat utilisasi aset operasional MINE dalam mendukung berbagai proyek, sekaligus menegaskan pengalaman dan kapabilitas MINE dalam menjalankan jasa penunjang pertambangan secara konsisten.

“Kenaikan biaya dari ekspansi bukan kami pandang sebagai beban, melainkan sebagai investasi strategis, baik dalam penguatan SDM maupun penambahan alat berat. Dengan kapasitas yang semakin besar, MINE semakin siap mengelola proyek-proyek baru sekaligus meningkatkan produktivitas di masa mendatang,” kata Ivo.

Ivo menambahkan, proyek baru yang berhasil diraih, seperti kontrak bersama PT Sulawesi Cahaya Mineral dan Proyek Sampala, semakin mempertegas kepercayaan mitra strategis terhadap kapabilitas MINE dalam memberikan layanan berkualitas tinggi.

“Kontrak-kontrak baru ini menjadi bukti nyata pengakuan pasar atas kapabilitas MINE. Kami optimistis keberadaan proyek berskala besar ini akan memperkuat portofolio dan membuka ruang pertumbuhan yang lebih besar bagi STM di masa depan,” pungkas Ivo.

Dengan capaian kinerja semester I 2025 ini, peningkatan investasi pada SDM, pertumbuhan aset, serta tambahan kontrak baru, Perusahaan optimistis dapat menjaga kesinambungan usaha dan memberikan nilai tambah jangka panjang.

MINE akan terus melanjutkan strategi ekspansi dan penguatan kapabilitas untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan di industri jasa penunjang pertambangan.

Sebagai catatan, MINE didirikan pada Desember 2004 dan telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di industri jasa pertambangan. MINE memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor operasional di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Dengan kapabilitas mencakup perencanaan tambang, konstruksi infrastruktur pertambangan, operasional pertambangan, hingga transportasi hasil tambang (hauling, barging, dan transshipment) serta peremukan batu dan produksi paving, MINE telah menangani berbagai proyek strategis di bidang jasa penunjang pertambangan.

Saat ini, MINE mengoperasikan lebih dari 1.000 unit alat berat dan peralatan pendukung lainnya dalam berbagai tipe untuk menunjang kegiatan operasional.

Pada tahun 2007 MINE mendapatkan kontrak jasa penunjang pertambangan nikel di Maluku Utara. Pada tahun 2014 MINE mulai mengembangkan bisnis jasa pembuatan jalan (pavement) untuk area pertambangan.

Tahun 2017 MINE dipercaya sejumlah BUMN untuk pengerjaan jasa konstruksi pembuatan Tol Manado-Bitung, sekaligus bergabung sebagai anggota Gabungan Pengusaha Kontraktor (GAPEKNAS).

Artikel Terkait

Dolar AS Kian Perkasa, Poundsterling dan Yen Terpuruk Menunggu Data Tenaga Kerja

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Emiten Minyak dan Gas (ENRG) Cetak Laba USD35,72 Juta pada Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)...

Dolar AS Kian Loyo, Pasar Yakin The Fed Bakal Pangkas Bunga

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru