STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak tajam pada akhir perdagangan Senin (20/10/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (21/10/2025) WIB. Kenaikan ini dipicu ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya minat investor terhadap aset aman menjelang rilis data inflasi dan pembicaraan dagang AS–China pekan ini.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 2,3% ke US$4.347,47 per troy ounce. Adapun kontrak emas berjangka AS pengiriman Desember melonjak 3,6% ke US$4.366 per troy ounce.
Sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor baru di US$4.378,69 per troy ounce pada Jumat pekan lalu, namun kemudian terkoreksi 1,8%. Koreksi ini menjadi yang terbesar sejak pertengahan Mei, usai pernyataan Presiden AS Donald Trump yang sedikit menurunkan kekhawatiran pasar soal ketegangan dagang dengan China.
Meski begitu, tensi politik dan ekonomi global masih menjadi bahan bakar utama reli harga emas. Managing Partner CPM Group, Jeffrey Christian, menilai harga emas masih berpeluang terus naik dalam waktu dekat.
“Ekspektasi kami, harga emas akan terus meningkat dalam beberapa minggu dan bulan ke depan. Kami tidak akan terkejut jika harganya menembus US$4.500 per troy ounce dalam waktu dekat,” ujar Christian.
Ia juga memperkirakan harga bisa mencapai US$5.000 per troy ounce tahun depan, tergantung pada perkembangan politik global. “Kemungkinan itu bisa terjadi jika situasi politik makin buruk, dan saat ini memang menuju ke arah itu,” katanya.
Sementara itu, penutupan sebagian kegiatan pemerintahan AS sudah memasuki hari ke-20 pada Senin. Kondisi ini membuat sejumlah data ekonomi tertunda, termasuk inflasi konsumen (CPI) yang dijadwalkan rilis Jumat mendatang.
Keterlambatan rilis data menambah ketidakpastian menjelang rapat kebijakan moneter The Federal Reserve pekan depan. Pelaku pasar kini memperkirakan peluang 99% The Fed akan kembali menurunkan suku bunga, dengan potensi pemangkasan tambahan pada Desember.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya diuntungkan ketika suku bunga turun karena biaya peluang untuk memegang aset ini menjadi lebih rendah.
Selain menunggu arah kebijakan moneter, investor juga menanti hasil pembicaraan dagang AS–China. Trump menegaskan rencananya bertemu Presiden China Xi Jinping tetap berjalan sesuai jadwal.
Kenaikan harga logam mulia juga terjadi pada komoditas lain. Harga perak spot naik 0,7% menjadi US$52,23 per troy ounce, setelah sempat jatuh 4,4% pada Jumat lalu usai menembus rekor US$54,47 per troy ounce.
Sementara platinum naik 2,1% ke US$1.642,79 per troy ounce, dan palladium menguat 1,8% ke US$1.498,31 per troy ounce.
