STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia tersungkur pada penutupan perdagangan Rabu (14/8/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (15/8/2024) WIB. Hal ini dipicu oleh data inflasi AS yang yang tak sesuai harapan para investor. ini membuat investor pesimistis terkait kemungkinan Federal Reserve (The Fed) akan memotong suku bunga secara signifikan bulan depan.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun sekitar 1%, menjadi US$2.440,62 per ons pada pukul 16:37 GMT. Sedangkan, kontrak emas berjangka AS tergelincir sebesar 1,2%, menjadi US$2.478,80 per ons.
Menurut Tai Wong, seorang pedagang logam di New York, The Fed diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September nanti. Ini jelas mengecewakan pasar yang sebelumnya berharap akan adanya pemotongan yang lebih besar.
Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) naik sebesar 0,2% pada bulan lalu, setelah sebelumnya turun 0,1% pada Juni. Dalam 12 bulan terakhir hingga Juli, CPI meningkat 2,9%, sedikit lebih rendah dari kenaikan 3% yang tercatat pada Juni.
Pasar sekarang memprediksi hanya 41% peluang pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed pada September. Prediksi ini turun dari 50% sebelum data CPI AS dirilis, menurut CME FedWatch Tool.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya mengurangi biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan hasil bunga. Oleh karena itu, harapan investor kini bergeser ke pemotongan sebesar 25 basis poin, yang sedikit mengurangi momentum di pasar emas.
Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, pada Selasa lalu menyatakan bahwa ia ingin melihat lebih banyak data sebelum memutuskan untuk mendukung penurunan suku bunga.
Meskipun demikian, ketegangan geopolitik yang masih tinggi tetap menjadi faktor yang mendukung kenaikan harga emas, seperti yang dikatakan oleh Ben Hoff, kepala strategi komoditas di Societe Generale.
Harga emas yang tidak menghasilkan bunga telah meningkat 19% sepanjang tahun ini, setelah mencapai rekor tertinggi US$2.483,60 per ons pada 17 Juli lalu. Kenaikan ini didorong oleh permintaan aset safe haven dan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed.
Sementara itu, harga perak spot turun 2,2% menjadi US$27,23 per ons, platinum turun 1,6% menjadi US$921,27 per ons, dan palladium turun 1,7% menjadi US$922,25 per ons.