STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali merosot pada penutupan perdagangan hari Rabu (9/10/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (10/10/2024) WIB. Ini menjadi penurunan keenam berturut-turut bagi logam mulia tersebut.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat turun 0,5% menjadi US$2.607,70 per ounce. Sementara itu, kontrak emas berjangka untuk pengiriman Desember juga mengalami penurunan 0,3% mencapai US$2.626,90.
Mengapa harga emas bisa jatuh? Kenaikan nilai dolar AS menjadi salah satu penyebab utama. Dolar kini berada pada puncaknya dalam hampir dua bulan. Kekuatan dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Akibatnya, permintaan emas di pasar global pun tertekan.
Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, menjelaskan, “Indeks dolar yang terus menguat dan data ekonomi yang mendukung pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin mempengaruhi harga emas. Emas tanpa imbal hasil menjadi pilihan investasi yang lebih menarik di tengah suku bunga yang lebih rendah.”
Pasar kini memproyeksikan kemungkinan 20,7% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin. Ini setelah laporan lapangan kerja yang solid pekan lalu. Prediksi ini mengesampingkan kemungkinan pemotongan 50 basis poin pada pertemuan Federal Reserve bulan November, menurut alat CME FedWatch.
Walau harga emas turun, Carlo Alberto De Casa, analis pasar Kinesis Money, berpendapat bahwa ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dan ketegangan geopolitik yang berlanjut akan mendukung harga emas dalam jangka panjang. “Latar belakang untuk emas kemungkinan akan tetap positif,” tambahnya.
Sayangnya, penurunan harga emas ini mengecewakan industri perhiasan India. Harapan untuk musim festival yang menguntungkan kini menjadi sirna.
Tak hanya emas, harga logam lainnya juga ikut terjun. Spot silver kehilangan 1% menjadi US$30,38 per ounce. Sementara platinum turun 0,3% menjadi US$947,30, dan palladium jatuh 0,6% menjadi US$1.015,38.
