STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas kembali mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan Senin (9/12/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (10/12/2024) WIB.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 1,2% menjadi US$2.665,39 per ounce. Emas berjangka AS juga meningkat 1,1% menjadi US$2.688,40 per ounce.
Kenaikan ini dipicu oleh langkah People’s Bank of China (PBOC). Bank sentral China kembali membeli emas setelah enam bulan vakum. Analis Bart Melek dari TD Securities menyebut ini bisa memicu pembelian emas global. “Pasar berharap bank sentral lain akan mengikuti langkah China,” katanya.
China adalah pembeli emas terbesar di dunia pada 2023. Aktivitas pembelian sempat terhenti selama 18 bulan hingga Mei lalu. Kini, investor optimis permintaan emas akan meningkat.
Harapan pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve AS juga menjadi sentimen positif. Setelah memangkas suku bunga hingga 75 basis poin tahun ini, pasar memperkirakan peluang 87% untuk penurunan 25 basis poin lagi pekan depan.
Namun, analis Rhona O’Connell dari StoneX memperingatkan kemungkinan koreksi harga. “Jika The Fed mengambil langkah hati-hati, harga emas bisa tertekan sementara,” ujarnya. Meski begitu, ia optimis harga emas akan tetap kuat dalam jangka menengah.
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah turut memengaruhi pasar. Perebutan Damaskus oleh pemberontak Suriah akhir pekan lalu menambah ketidakpastian global. Presiden Bashar al-Assad bahkan dilaporkan melarikan diri ke Rusia.
Logam lain juga menunjukkan kenaikan harga. Perak spot melonjak 3,4% ke US$32,04 per ounce. Platinum naik 2% menjadi US$945,68, sementara palladium melonjak 2,9% ke US$983,93.