STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak pada penutupan perdagangan Jumat (10/1/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (11/1/2025) WIB. Lonjakan ini terjadi karena ketidakpastian terkait kebijakan pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump. Meskipun data pekerjaan AS lebih kuat dari yang diperkirakan, hal ini malah meningkatkan minat investor terhadap aset aman seperti emas.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,5% menjadi US$2.688,40 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS naik 1% menjadi US$2.717,60 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat turun ke US$2.663,09 per ons setelah data menunjukkan penambahan 256.000 pekerjaan di AS bulan lalu. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang hanya memprediksi 160.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran tercatat 4,1%, lebih rendah dari perkiraan 4,2%.
Namun, harga emas segera pulih dan kini diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak 13 Desember 2024. Emas diperkirakan akan mencatatkan kenaikan mingguan lebih dari 1%.
Tai Wong, pedagang logam independen, mengatakan, “Gerakan harga emas menunjukkan tidak ada penjual yang berkomitmen untuk melepas logam ini. Ini pelajaran dari lonjakan luar biasa tahun lalu.” Reaksi pasar terhadap data pekerjaan pun segera mereda. Pedagang jangka pendek dan program otomatis yang sempat menjual, segera membalikkan posisi mereka.
Dolar AS menguat, sementara kontrak berjangka saham AS anjlok setelah data pekerjaan dirilis. Pasar kini memperkirakan The Fed hanya akan menurunkan suku bunga sekitar 30 basis poin tahun ini. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya yang sebesar 45 basis poin.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, mengatakan, “Emas tetap menunjukkan ketahanan meskipun ada laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.” Salah satu faktor yang mendukung harga emas adalah ketidakpastian menjelang pelantikan Presiden AS. Investor khawatir dengan janji Trump untuk mengenakan tarif pada impor, yang dapat memicu inflasi dan membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.
