Kamis, Agustus 7, 2025
33.9 C
Jakarta

Hashim Adik Prabowo Tegaskan Tidak Akan Jadi Menteri di Pemerintahan Baru!

STOCKWATCH.ID (BEKASI) – Hashim Sujono Djojohadikusumo, adik kandung Presiden terpilih Prabowo Subianto, menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjadi menteri dalam pemerintahan baru. Pernyataan ini disampaikan Hashim saat memberikan sambutan di acara BTN ESG, peluncuran Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, pada Kamis (29/8).

Di hadapan Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu Hashim dengan tegas mengatakan bahwa dirinya, tidak akan menjadi menteri apapun di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. “Pak Erick ya. Saya hanya akan menjadi mitra pemerintah yang baru,” tegasnya.

Hashim juga mengungkapkan bahwa ia telah menyampaikan hal ini kepada Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dalam rapat sebelumnya. “Saya sudah sampaikan ke Pak Nixon waktu itu,” tambah Hashim.

Lebih lanjut, Hashim menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan komersial dalam pemerintahan yang akan datang. “Saya mau sampaikan juga, sebetulnya saya tidak ada kepentingan komersial, Pak Erick. Saya pernah dulu memiliki pabrik semen cukup terbesar di Indonesia, semen Cibinong, semen Nusantara,” ujarnya.

Pernyataan Hashim ini sekaligus menepis spekulasi mengenai keterlibatannya dalam kabinet Prabowo-Gibran. Ia mengemukakan bahwa perannya akan lebih fokus sebagai mitra strategis yang mendukung visi pemerintahan baru tanpa harus terlibat langsung dalam jajaran kementerian.

Hashim lalu bertutur bahwa sektor perumahan akan menjadi salah satu fokus utama Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa sektor perumahan dapat menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, dengan strategi yang tepat, sektor ini bisa menambah 2-2,5% pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) nasional.

“Saya percaya kita bisa menambahkan 2-2,5% ke pembangunan GDP Indonesia. Jadi sangat mungkin kita bisa mencapai 10% pertumbuhan, dan saya sangat optimis bahwa kita bisa mencapai lebih dari itu,” ujar Hashim.

Hashim menjelaskan, salah satu alasan utama optimisme ini adalah tingginya permintaan akan perumahan. “Ada 37 juta penduduk yang membutuhkan perumahan yang layak. Inilah yang ingin kita penuhi,” kata Hashim, mengutip data yang disampaikan oleh Nixon.

Berkaca pada keberhasilan negara lain, terutama Tiongkok, Hashim menekankan pentingnya sektor perumahan dalam pertumbuhan ekonomi. Ia menyebutkan bahwa di Tiongkok, sektor perumahan menyumbang 25% dari GDP selama 35 tahun, yang mendukung pertumbuhan ekonomi negara tersebut mencapai angka di atas 10% per tahun.

Di Indonesia, kontribusi sektor perumahan terhadap GDP saat ini masih sangat kecil, sekitar 3%. Namun, Hashim optimistis bahwa dengan fokus yang lebih besar pada sektor ini, Indonesia dapat meningkatkan kontribusi sektor perumahan hingga mencapai 25% dari GDP.

“Kita akan tingkatkan dari 3% menjadi 25% dari GDP. Ini adalah tujuan kita,” tambah Hashim. Upaya ini merupakan bagian dari rencana besar Prabowo untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional, dengan sektor perumahan sebagai salah satu andalan utamanya. Pemerintahan Prabowo – Gibran telah mematok target pertumbuhan ekonomi minimal mencapai 8%.

Selain perumahan, Hashim juga menyoroti pentingnya peningkatan konektivitas internet sebagai faktor lain yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Mengutip analisis dari McKinsey, Hashim menjelaskan bahwa setiap peningkatan 10% dalam konektivitas internet dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 1,38% per tahun.

“Dengan tambahan dari sektor perumahan dan internet connectivity, kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 10%, bahkan 12%,” tambahnya. Hashim juga mengungkapkan bahwa ia telah menjalin komunikasi dengan beberapa pihak terkait, termasuk di Singapura, untuk mendapatkan dukungan dalam membangun perumahan rakyat di Indonesia.

“Pemerintah Singapura ingin membantu kita dalam membangun perumahan rakyat,” ungkap Hashim, yang menunjukkan adanya kerja sama internasional untuk mendukung ambisi besar pemerintah Indonesia dalam sektor perumahan.

Artikel Terkait

BI, Uang Primer Adjusted Juli 2025 Tumbuh 7% Jadi Rp1.925,4 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, Uang Primer...

Cadangan Devisa Juli 2025 Cercatat US$152 Miliar, Turun 0,4%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, posisi cadangan...

Pertumbuhan Ekonomi RI Kalah Tipis dari Vietnam, Unggul dari AS dan Korsel!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% secara tahunan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru