Selasa, Desember 23, 2025
30.5 C
Jakarta

Investor Pasar Modal Tembus 20 Juta, Tumbuh 35% Sepanjang 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal Indonesia mencapai 20,129 juta per 28 November 2025. Jumlah ini melonjak 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Data KSEI menunjukkan pertumbuhan investor yang konsisten dalam lima tahun terakhir. Pada 2020, jumlah investor tercatat 3.880.753. Angka ini meningkat menjadi 7.489.337 pada 2021. Pada 2022, jumlah investor naik menjadi 10.311.152. Tren berlanjut pada 2023 dengan 12.168.561 investor dan meningkat lagi pada 2024 menjadi 14.871.659. Pada 2025, jumlah investor mencapai puncaknya di angka 20.129.679.

Secara keseluruhan, total SID yang tercatat di sistem KSEI mencapai 24.925.649 atau tumbuh 27%. Angka ini mencakup SID pasar modal dan di luar pasar modal. Rinciannya, investor S-INVEST tercatat 18.990.746 atau naik 35%. Investor C-BEST mencapai 8.504.076 atau tumbuh 33%. Investor Surat Berharga Negara (SBN) tercatat 1.405.712 dengan pertumbuhan 17%.

Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat, menyebut capaian tersebut sebagai hasil yang sangat signifikan bagi industri pasar modal nasional. “Nah, dari data-data yang ada tersebut, KSEI saat ini mencatat bahwa per Desember 2025 ini, total jumlah SID sudah melebihi angka 20 juta. Tepatnya sekitar 20.129.679 SID yang untuk di pasar modal,” ujar Samsul di Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Ia menambahkan KSEI juga mengadministrasikan SID di luar pasar modal. “Di samping itu, KSEI juga mengadministrasikan SID yang di luar pasar modal, yaitu sekitar 4 juta atau 5 jutaan ya, 5 jutaan yang tidak ditujukan ke arah di pasar modal. Jadi total SID yang tercatat, yaitu sekitar 24.925.649 SID,” kata Samsul.

Samsul menilai pertumbuhan investor sepanjang 2025 patut menjadi perhatian publik. “Angka ini saya kira bagi teman-teman media juga sesuatu yang perlu diberitakan bahwa angka tersebut bertumbuh 35% hanya di tahun 2025 ini. Karena kalau kita lihat tutup tahun 2024, angkanya baru 14,8 juta. Dan saat ini angkanya sudah mencapai 20,129 juta. Bertumbuh sekitar 35% hanya di tahun 2025,” ujarnya.

Menurut Samsul, lonjakan jumlah investor mencerminkan respons positif masyarakat terhadap edukasi pasar modal. Masyarakat semakin memahami pasar modal sebagai salah satu pilihan investasi. “Dan gambarannya apa? Gambarannya adalah bahwa segala upaya, segala upaya yang telah kita lakukan untuk memperkenalkan industri pasar modal kepada masyarakat saat ini sudah direspon positif,” ujarnya.

Ia melanjutkan, masyarakat kini semakin mengenal berbagai instrumen investasi. “Dan makin banyak masyarakat yang menyadari dan menyadari bahwa, atau mengetahui, bahwa salah satu pilihan untuk berinvestasi adalah melalui pasar modal, baik melalui equity, surat utang, maupun melalui mutual fund ya, artinya reksa dana,” kata Samsul.

KSEI juga mencatat adanya irisan antarjenis investor. Banyak investor saham juga tercatat sebagai investor reksa dana. “Dan investor yang paling banyak adalah investor di reksa dana, yaitu 18.990.000, which is itu beririsan. Jadi sebagian dari investor tersebut juga investor equity, yaitu di 8.504.000,” ujar Samsul.

Ia menambahkan, KSEI juga mengadministrasikan investor SBN. “Kemudian ada juga investor SBN yang kita administrasikan ya, 1,4 juta. Jadi angka ini sebenarnya enggak kelipatan, angka ini beberapa saling beririsan. Sehingga sebagian besar investor saham itu rasanya juga masuk di investor reksa dana,” paparnya.

Pertumbuhan juga terlihat pada sistem C-BEST (The Central Depository and Book-Entry Settlement System). Nilai aset yang tercatat di C-BEST mencapai Rp10.259 triliun. Angka ini naik 25% dibandingkan tahun 2024 sebesar Rp8.227 triliun. Jumlah efek yang tercatat mencapai 3.575 atau meningkat 9% dari 3.273 pada tahun sebelumnya.

Komposisi efek di C-BEST didominasi kategori lainnya sebesar 31%. Saham menyumbang 28%. Obligasi Korporasi berkontribusi 24%. Sukuk mencapai 9%. Term Notes sebesar 5%. Obligasi Pemerintah sebesar 2%. SBN berkontribusi 1%.

Samsul menilai pertumbuhan ini sangat signifikan bila dibandingkan beberapa tahun lalu. “Dan kalau kita lihat gambaran grafis yang ada, angka ini juga luar biasa bertumbuhnya dibandingkan dengan tahun 2020 ya. Jadi kalau 2020 akhir angkanya baru 3,8 juta, maka di akhir tahun 2025 angkanya berkembang menjadi 20 juta,” ujarnya.

Ia menyebut pertumbuhan tersebut menjadi tantangan bersama untuk memahami faktor pendorongnya. “Dan saya kira ini significant growth yang mungkin bagi teman-teman media juga pengen tahu penyebabnya apa ya,” kata Samsul.

Pada sisi S-INVEST, KSEI mencatat nilai Asset Under Management (AUM) mencapai Rp979 triliun. Nilai ini naik 21% dari posisi tahun 2024 sebesar Rp808 triliun. Jumlah produk investasi tercatat 2.317 produk atau naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Komposisi produk S-INVEST didominasi Discretionary Fund sebesar 40%. Kategori lainnya dan Capital Protected Fund masing-masing berkontribusi 14%. Fixed Income Fund menyumbang 12%. Equity Fund sebesar 10%. Money Market Fund mencapai 9%.

Menutup pemaparannya, Samsul merangkum capaian KSEI dari sisi aset dan produk. “Jumlah Asset Under Management di S-INVEST sudah mencapai angka 979 triliun Rupiah. Dan terdiri dari jumlah produk investasinya 2.317,” ujarnya. Ia menyebut capaian ini mencerminkan perkembangan signifikan industri pasar modal Indonesia dalam lima tahun terakhir.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Sinar Mas Multiartha (SMMA) Tambah Modal Hyundai Capital Finance Indonesia Rp109,45 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) telah...

Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, BNI Siapkan Uang Tunai Rp19,51 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

Gembok Dibuka, Saham Emiten Ini Siap Diperdagangkan Kembali Besok

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membawa...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru