Jumat, April 18, 2025
27.3 C
Jakarta

Kinerja Keuangan Turun, Begini Kata Bos Adaro Energy

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melaporkan penurunan kinerja keuangan pada paruh pertama tahun 2024. Pendapatan usaha perusahaan ini tercatat sebesar US$2.973 juta, turun 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$3.479 juta. Ini terutama disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP) batu bara sebesar 19%. Meskipun volume produksi dan penjualan meningkat masing-masing sebesar 7% menjadi 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton, koreksi harga batu bara mempengaruhi pendapatan secara signifikan.

Menurut laporan keuangan ADRO yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (28/8/2024), beban pokok pendapatan Perseroan turun 13% y-o-y menjadi US$1.765 juta dibandingkan US$2.033 juta pada periode yang sama tahun lalu.  Itu terutama karena penurunan beban royalti seiring dengan turunnya ASP. Namun, biaya bahan bakar naik 13% sejalan dengan meningkatnya konsumsi bahan bakar sebesar 15% akibat peningkatan volume produksi.

Pada paruh pertama 2024, ADRO mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 141,58 juta bcm, meningkat 9% dari periode sebelumnya. Nisbah kupas juga naik 2% menjadi 3,96x.

Meskipun biaya kas batu bara per ton (tanpa royalti) turun 11%, ADRO berhasil menekan beban usaha yang turun 26% y-o-y menjadi US$179 juta. Ini antara lain dipicu oleh penurunan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah sebesar 46%. Royalti kepada pemerintah berkurang signifikan sebesar 30% menjadi US$599 juta. Sementara itu, beban pajak penghasilan tergerus 19% menjadi US$199 juta. Meskipun begitu, laba kotor Adaro turun 16% menjadi US$1.208 juta dari sebelumnya US$1.446 juta.

Laba usaha Adaro juga menurun 14% menjadi US$1.008 juta dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar US$1.178 juta. Laba inti turun 11% menjadi US$911 juta dari sebelumnya US$1.024 juta. EBITDA operasional turun 11% menjadi US$1.234 juta dari US$1.393 juta. Meskipun demikian, margin EBITDA operasional masih tetap sehat pada 42%. Laba bersih yang dicatatkan ADRO pada periode ini mencapai US$880 juta, yang sudah termasuk PNBP untuk pemerintah pusat dan daerah.

Di sisi lain, total aset Adaro mengalami peningkatan sebesar 5% menjadi US$10.264 juta dibandingkan dengan US$9.736 juta pada akhir Juni 2023. Saldo kas meningkat 1% menjadi US$2.794 juta, yang mencakup 27% dari total aset. Aset tetap perusahaan juga mengalami kenaikan 29% menjadi US$2.008 juta seiring dengan peningkatan belanja modal. Belanja modal ADRO naik signifikan sebesar 46% menjadi US$394 juta dari US$269 juta tahun lalu., Itu terutama digunakan untuk pembelian alat berat, tongkang, dan investasi pada smelter aluminium beserta fasilitas pendukungnya.

Di sisi lain, properti pertambangan mengalami penurunan 4% y-o-y menjadi US$971 juta akibat amortisasi berkala. Total liabilitas ADRO turun 6% menjadi US$2.564 juta. Liabilitas lancar tercatat naik 55% y-o-y menjadi US$1.642 juta, terutama karena reklasifikasi senior notes yang mendekati jatuh tempo pada Oktober 2024.

Dalam hal manajemen utang dan likuiditas, ADRO mencatat penurunan utang berbunga sebesar 14% menjadi US$1.294 juta. Kas dan setara kas mengalami kenaikan tipis menjadi US$2.794 juta dari US$2.762 juta. Namun, utang (kas) bersih meningkat 18% menjadi US$1.557 juta dari sebelumnya US$1.324 juta.

Arus kas bebas menurun 31% menjadi US$648 juta dari sebelumnya US$933 juta. Laba per saham (EPS) dasar juga turun 10% menjadi US$0,02530 dari US$0,02823 pada periode yang sama tahun lalu. Total likuiditas perusahaan mencapai US$4.645 juta pada akhir semester satu 2024. Sementara total ekuitas naik 10% menjadi US$7.701 juta.

Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy, Garibaldi Thohir, mengungkapkan, “Walaupun harus menghadapi kondisi harga yang sulit baik untuk batu bara termal maupun metalurgi, Grup Adaro mampu menunjukkan resiliensi kinerja keuangan berkat komitmen terhadap keunggulan operasional dan efisiensi. Resiliensi tersebut merupakan cerminan dedikasi kolektif dari tim kami. Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek dalam upaya untuk mengkonversikan visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi para pemegang saham.”

Garibaldi Thohir juga menambahkan, “Kami pun mempertahankan komitmen untuk memberikan pengembalian bagi para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen tunai serta program pembelian kembali saham perusahaan. Kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada para pemegang saham yang telah menjadi bagian yang terpisahkan dari perjalanan Adaro.”

Artikel Terkait

Jelang Libur Panjang, IHSG ke Zona Hijau, Naik 0,60%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Kuartal I 2025, IDXCarbon Catat Berbagai Pencapaian Positif

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) telah mencatatkan...

Investor “Wait and See”, Reksa Dana Pasar Uang “Sameday Redeem” Jadi Solusi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>