Rabu, Desember 24, 2025
32 C
Jakarta

Kisah Jatuh Bangun Bos Muda Realfood: Dulu Sempat Rugi, Sekarang Sukses Bawa RLCO IPO dan Siap Mendunia

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Direktur Utama PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO), Edwin Pranata, kini bisa bernapas lega. Perusahaan yang dipimpinnya resmi mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Desember 2025. Kesuksesan ini menjadi kado manis setelah perjalanan panjang membangun bisnis yang penuh lika-liku. Edwin mengaku kondisi keuangan perusahaan sempat “berdarah-darah” di masa awal perintisannya.

Kisah sukses ini tidak diraih secara instan. Edwin memulai bisnis pengolahan sarang burung walet dengan tantangan berat pada tahun 2016. Kala itu, penerimaan pasar terhadap produknya sangat minim. Masyarakat belum terlalu peduli pada isu kesehatan. Harga produk juga dianggap cukup tinggi oleh konsumen.

“Penjualannya di awal sangat sedikit, mungkin hanya beberapa botol. Kondisi keuangan perusahaan jelas bleeding (berdarah-darah) dan menyebabkan kerugian, pasti susah di awal-awal,” ungkap Edwin dalam wawancara eksklusif dengan stockwatch.id, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Meski merugi, Edwin menolak menyerah. Ia terinspirasi oleh sejarah merek minuman soda global yang juga mengalami kesulitan penjualan di tahun-tahun pertama. Keyakinan terhadap kualitas produk menjadi bahan bakar utamanya untuk bertahan.

“Meskipun merugi, saya punya motivasi melihat filosofi cerita Coca-Cola yang katanya di tahun-tahun awal cuma terjual sedikit. Yang penting kita bisa bertahan, karena kita percaya produk ini bagus, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diterima,” tambahnya.

Titik terang mulai terlihat pada tahun 2019. Transformasi digital dan pemanfaatan media sosial mulai mendongkrak popularitas merek Realfood. Momentum besar datang saat pandemi COVID-19 melanda. Kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat pesat.

Bisnis ini sebenarnya bermula dari pengalaman pribadi Edwin saat kuliah di Amerika Serikat pada 2011. Ia jatuh sakit dan mencoba mengonsumsi sarang burung walet. Rasa penasaran membawanya berguru pada seorang profesor peneliti. Sang profesor memiliki formula khusus yang terbukti membantu ibunya bertahan hidup dari kanker stadium 4.

“Dari ketertarikan terhadap bahan inilah saya fokus untuk mengenalkannya. Profesor tersebut memberikan resep dan formula itu kepada saya sebagai muridnya dengan pesan bahwa suatu saat formula ini harus bisa dikomersialkan dan dinikmati banyak orang,” kenang Edwin.

Gaya kepemimpinan Edwin juga menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Ia menerapkan filosofi pemimpin sebagai pelayan. Baginya, pemimpin tidak boleh hanya duduk di posisi atas, melainkan harus hadir untuk semua pihak.

“Filosofi kepemimpinan yang saya pegang adalah Servant Leadership. Bagi saya, seorang pemimpin itu harus melayani. Melayani dalam artian bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik dulu, bukan hanya ke karyawan, tetapi ke seluruh stakeholders,” jelasnya.

Kini, kerja keras dan filosofi tersebut membuahkan hasil nyata. RLCO sukses menjadi perusahaan tercatat ke-25 di BEI sepanjang tahun 2025. Perseroan melepas 625.000.000 saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran ditetapkan sebesar Rp 168 per saham.

Aksi korporasi ini berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 105 miliar. Kapitalisasi pasar RLCO kini tercatat sebesar Rp 525 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi bisnis. Sebanyak 56,33% dialokasikan sebagai modal kerja perseroan untuk membeli bahan baku. Sisanya sebesar 43,67% disuntikkan ke entitas anak, PT Realfood Winta Asia.

“Pendanaan yang kami terima akan kami gunakan untuk memperkuat rantai pasok dan meningkatkan kapasitas produksi baik di Perseroan maupun entitas anak. Kami bangga sebagai perusahaan yang lahir dari Bojonegoro dan kini membawa produk bernilai tambah Indonesia ke berbagai pasar global,” tutur Edwin.

Secara fundamental, kinerja RLCO juga menunjukkan tren positif. Penjualan selama lima bulan pertama tahun 2025 tercatat sebesar Rp 231,3 miliar. Angka ini melonjak 47,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan kini siap memperluas pasar ekspor ke Tiongkok, Hong Kong, Amerika Serikat, serta negara Asia lainnya.

Perjalanan Karir Edwin Pranata

Edwin Pranata resmi menahkodai PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) sebagai Direktur Utama sejak 2025. Pria kelahiran Bojonegoro, 23 Maret 1991 ini memiliki latar belakang pendidikan mentereng. Edwin meraih gelar Bachelor of Arts in Business Administration, Finance, General dari Seattle University pada 2013.

Pengalaman karirnya di industri ini terbilang panjang. Ia memulai langkahnya sebagai Wakil Direktur di PT Abadi Lestari Indonesia pada 2014 hingga 2024. Selain itu, Edwin juga menjabat sebagai Direktur di PT Realfood Winta Asia sejak 2016. Kini, ia memegang kendali penuh atas strategi ekspansi perusahaan.

Fokus utama Edwin saat ini adalah membawa RLCO ke kancah global melalui hilirisasi. Ia menegaskan rencana ekspor perusahaan bukan lagi sebatas bahan mentah. RLCO akan mengandalkan produk olahan jadi melalui entitas anaknya.

“Untuk di pasar luar nantinya itu akan menjadi sebuah merek baru yaitu namanya Reloaji. Yang di mana itu yang akan dijadikan andalan daripada perseroan untuk fokus terhadap produk hilirisasi,” ujar Edwin.

Edwin menargetkan pasar potensial di Vietnam, Thailand, dan Amerika Serikat. Negara-negara tersebut dipilih karena memiliki pasar wellness dan suplemen kesehatan yang sangat besar. Terlebih, produk sarang burung walet sudah cukup dikenal dan diterima di sana.

Ekspansi ini menjadi babak baru bagi perseroan. Edwin berambisi membawa produk Indonesia bersaing dengan merek-merek global. Ia ingin mengubah paradigma bahwa Indonesia hanya sekadar penyuplai bahan baku sarang burung walet terbesar di dunia.

“Kita akan menjadi pionir yang pertama kali tadi silakan disebut Realfood betul itu adalah entitas anak kita yang akan memasuki babak baru tersebut,” tambahnya.

Realisasi rencana ini sudah dimulai. Pada kuartal IV 2025, RLCO telah melakukan ekspor perdana produk minuman olahan ke Vietnam. Langkah selanjutnya adalah menembus pasar Thailand dan Amerika Serikat pada tahun depan. Produk yang dipasarkan meliputi minuman serta format bubuk sarang burung walet dan kolagen.

Tidak hanya sarang burung walet, Edwin juga melihat peluang besar di industri kesehatan konsumen secara luas. Perusahaan bertransformasi menjadi perusahaan wellness yang menyasar pasar global bernilai triliunan dolar. Produk lain seperti kaldu ayam dan kolagen ikan juga masuk dalam rencana ekspor.

Meski enggan menyebut angka pangsa pasar secara spesifik, Edwin optimistis dengan posisi perusahaan sebagai pelopor produk olahan sarang burung walet di Indonesia sejak 2016. Ia bertekad membawa kesuksesan tersebut ke kancah internasional.

“Kita ini pengen jangan cuman jadi penonton aja kita akan masuk ke sana dan mudah-mudahan tadi dari lantai bursa ini kita bisa siap untuk menjajah gitu ya, menjajah dunia,” pungkas Edwin dengan semangat.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Inilah Sosok Hans Patuwo, Calon CEO Baru GOTO yang Siap Pimpin Ekosistem Digital Raksasa

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan...

Riduan Naik Tahta, Ini Kisah Karier Sang Dirut Baru Bank Mandiri!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) resmi...

Bos Baru AMMAN Ternyata Lulusan Harvard! Ini Rencana Arief Sidarto Usai Gantikan Alexander Ramlie

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru