Minggu, Agustus 10, 2025
27.9 C
Jakarta

Maret 2025, INCO dan PTRO Akan Tandatangani Kontrak Senilai Rp16 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengungkapkan, pihaknya dan PT Petrosea Tbk (PTRO) akan segera memfinalisasi penandatanganan kontrak jasa pertambangaan pada  bulan Maret 2025. Adapun nilai kontrak tersebut mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun.

Corporate Secretary INCO, Wiwik Wahyuni dalam keterangan, Rabu (15/1/2025) mengatakan, PTRO telah memenangkan kontrak jasa penambangan di blok nikel konsesi INCO area Bohopi Blok 2 dan Bahodopi Blok 2 dan 3 di Sulawesi Tengah.

“Perseroan dan PTRO akan segera memfinalisasi  penandatanganan kontrak jasa pertambangan  tersebut yang diharapkan dapat selesai pada bulan Maret 2025,” kata Wiwik.  Ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan oleh PTRO , lanjutnya, adalah jasa pengupasan lapisan tanah, penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur yang terkait dengan jasa pertambangan.

Wiwik mengemukakan, kontrak jasa pertambangan ini akan memperkuat operasional bisnis Perseroan dengan memperoleh tambahan produksi bijih nikel dari area Bahodopi Blok 2 dan 3 untuk melengkapi Blok Sorowako yang telah beroperasi selama ini.

Saat ini, INCO tengah gencar meningkatkan produksi bijih nikel dari sejumlah pengembangan blok di Bahodopi, Pomalaa dan Sorowako. INCO mengincar pinjaman sebesar US$1,2 miliar untuk proyek pengembangan tambang tersebut.

Berdasarkan data INCO, proyek pengembangan tambang di Bahodopi diperkirakan selesai pada kuartal IV/2025 dengan tambahan kapasitas produksi mencapai 3,84 juta ton saprolit per tahun. Belanja modal untuk proyek itu sebesar US$399 juta. INCO juga melakukan pengambangan blok tambang baru di Pomalaa dengan tambahan produksi tahunan 28,15 juta saprolit dan limonit.

Hingga triwulan III/2024, INCO membukukan pendapatan US$708,56 juta, turun 24,45% dari US$937,89 juta pada periode sama tahun 2023. Laba periode berjalan INCO yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 78,55% menjadi US$51,10 juta pada triwulan III/2024, dari US$238,27 juta pada triwulan III/2023. (konrad)

Artikel Terkait

Dana Rights Issue di BEI Capai Rp16,62 Triliun, Ini 4 Perusahaan yang Masih Dalam Pipeline

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

Pipeline EBUS BEI Makin Ramai, 9 Emisi Baru Siap Terbit dari Financials, Energy, hingga Properti

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

7 Perusahaan Antre IPO di BEI, Sektor Basic Materials dan Industrials Mendominasi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap perkembangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru