STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga perak melonjak ke level tertinggi sepanjang masa pada penutupan perdagangan Jumat (19/12/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (20/12/2025) WIB. Logam mulia ini didorong oleh kuatnya permintaan investasi serta ketatnya pasokan. Di saat yang sama, harga emas juga menguat dan berada di jalur keuntungan mingguan berkat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed).
Mengutip CNBC International, harga perak di pasar spot melonjak 2,3% ke level US$ 66,96 per ons. Pada sesi perdagangan yang sama, logam ini sempat menyentuh rekor tertinggi di posisi US$ 67,20 per ons. Secara mingguan, harga perak diperkirakan mencatat kenaikan signifikan sebesar 8,1%.
Kinerja perak tahun ini sangat mengesankan dengan lonjakan mencapai 132%. Angka ini jauh melampaui kenaikan harga emas yang tercatat sebesar 65%.
Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors, menjelaskan hubungan erat antara kedua logam mulia ini.
“(Emas dan perak) sangat berkorelasi dan biasanya emas memimpin, tetapi dalam dua bulan terakhir, kita melihat perak memimpin. Jadi, setiap kali Anda melihat selisih yang begitu lebar, orang-orang akan mulai memilih emas dan memperketatnya dalam jangka pendek,” ujar Matousek.
Harga emas spot naik tipis 0,3% ke level US$ 4.346,69 per ons. Logam mulia ini bersiap mencatat kenaikan mingguan lebih dari 1% dan berpotensi menguji level US$ 4.380. Pergerakan ini terjadi di tengah sentimen pasar yang masih berhati-hati.
Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, menyoroti sejumlah faktor yang mendorong kenaikan harga emas. Menurut dia, kondisi pasar global dan sikap investor terhadap aset lindung nilai ikut memengaruhi arah pergerakan emas dalam sepekan terakhir.
“Aliran ETF (di perak) terus mendominasi tema tersebut serta beberapa spekulasi dari investor ritel,” kata Streible.
Data ekonomi makro turut memperkuat optimisme pasar terhadap penurunan suku bunga. Indeks harga konsumen (CPI) AS naik 2,7% secara tahunan pada November. Angka ini lebih rendah dari prediksi para ekonom yang memperkirakan kenaikan 3,1%.
Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% pada November. Ini merupakan level tertinggi sejak September 2021.
“Kita telah melihat data inflasi yang lebih rendah, laporan tenaga kerja yang melemah. Hal ini benar-benar menegaskan kembali bahwa Federal Reserve harus tetap pada jalur pelonggarannya – itu adalah salah satu pendorong utama. Kedua adalah banyaknya ketidakpastian seputar kebijakan bank sentral yang akan menyertainya,” tambah Streible.
Para pedagang kini terus bertaruh pada setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun depan, menurut data LSEG.
Di pasar logam lainnya, harga platinum naik 3,2% ke level US$1.977,85. Logam ini sempat menyentuh posisi tertinggi dalam lebih dari 17 tahun pada sesi sebelumnya. Sementara itu, harga paladium turut menguat 0,4% ke level US$1.701,75 setelah mencapai posisi tertinggi dalam hampir tiga tahun. Kedua logam mulia tersebut berada di jalur penguatan secara mingguan seiring meningkatnya minat investor di pasar global.
