STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street kompak terbang tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (30/6/2023) waktu setempat atau Sabtu (1/7/2023) WIB. Melambungnya ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) itu, antara lain dipicu oleh berkurangnya tekanan inflasi di Negara Paman Sam Tersebut.
Pada Mei 2023, inflasi AS tercatat tumbuh 3,8% atau lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yakni sekitar 4,3%. Turunnya harga gas dan makanan ikut menopang melambatnya laju inflasi. Melandainya inflasi AS yang sesuai dengan ekspektasi The Federal Reserve (The Fed) berhasil meredakan kegalauan para investor terkait resesi ekonomi.
Kemarin, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup menguat 285,18 poin atau 0,84%, menjadi 34.407,60. Indeks S&P 500 berakhir mendaki 53,94 poin atau 1,23%, menjadi 4.450,38 poin. Indeks komposit Nasdaq ditutup melejit 196,59 poin atau 1,45% menjadi 13.787,92 poin.
Dari sebelas sektor utama S&P 500, seluruhnya berakhir pada teritori positif. Sektor Teknologi tercatat memimpin penguatan dengan kenaikan mencapai 1,8%. Adapun Real Estat menjadi sektor dengan kenaikan paling rendah yakni 0,5%.
Dalam sepekan terakhir, indeks S&P 500 melonjak 2,35%, Nasdaq melesat 2,20%p dan DJIA naik 2,02%. Sementara itu, sepanjang kuartal kedua tahun ini, indeks S&P 500 melambung 8,3 %, Nasdaq meroket 12,8% dan DJIA tumbuh 3,4%.
Indeks Nasdaq sukses mencetak rekor kinerja paruh pertama tertinggi dalam 40 tahun terakhir dengan kenaikan lebih dari 31%. Indeks Nasdaq 100 yang dihuni saham-saham teknologi terkemuka juga membuat sejarah peningkatan tertinggi dalam paruh pertama yakni sekitar 39%.
Di lain sisi, kapitalisasi pasar Apple Inc berhasil menembus 3 triliun dolar AS untuk pertama kalinya sejak Januari 2022. Angka ini naik 2,3% menjadi 193,97 dolar AS per saham setelah mencapai rekor 194,48 dolar AS.