Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Jakarta

Wall Street Berakhir Beragam! S&P 500 Kembali Untung Berkat Lonjakan Saham Nvidia

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir beragam pada penutupan perdagangan Selasa (13/5/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (14/5/2025) WIB, Indeks saham utama AS, S&P 500, menguat dan berhasil menghapus kerugian yang terjadi sepanjang 2025. Kenaikan ini didorong oleh kelanjutan lonjakan yang tercatat pada sesi sebelumnya, seiring meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 269,67 poin atau 0,64% ke level 42.140,43. Indeks S&P 500 (SPX) 500 naik 42,36 poin atau 0,72% dan berakhir di level 5.886,55. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat 301,74 poin atau naik 1,61% ke posisi 19.010,08.

Saham Nvidia menjadi salah satu pendorong utama kenaikan pasar hari ini. Saham perusahaan pembuat chip ini naik 5,6% setelah diumumkan bahwa Nvidia akan mengirimkan 18.000 chip kecerdasan buatan (AI) terbarunya ke Arab Saudi. Kenaikan saham Nvidia juga diikuti oleh produsen chip lainnya, seperti Broadcom yang naik hampir 5% dan AMD yang menambahkan 4% pada sahamnya.

Dengan kenaikan pada hari Selasa, S&P 500 berhasil mencatatkan kenaikan sekitar 0,1% untuk tahun 2025. Sebelumnya, indeks ini sempat turun lebih dari 17% sepanjang tahun ini karena ketegangan perdagangan yang mengurangi kepercayaan investor. Namun, pasar saham mendapat dorongan positif setelah pemerintah AS dan China sepakat menunda tarif perdagangan selama 90 hari, yang diumumkan awal pekan ini. Kesepakatan tersebut membuat saham Wall Street melesat pada Senin, dengan Dow Jones naik lebih dari 1.000 poin.

“Jika kita menggabungkan [berita perdagangan] dengan kesepakatan chip besar di Arab Saudi, penurunan inflasi yang akan mendekatkan pemangkasan suku bunga, dan rincian substansial mengenai [pemotongan pajak] — hasilnya adalah pasar yang penuh dengan risiko,” kata Jamie Cox, managing partner di Harris Financial Group. “Gedung Putih pada hari Selasa mengumumkan investasi sebesar US$600 miliar di AS,” tambahnya.

Selain itu, data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan juga turut mendorong kenaikan pasar. Indeks harga konsumen (CPI), yang mengukur biaya barang dan jasa secara luas di ekonomi AS, naik 2,3% secara tahunan pada bulan April. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebelumnya memperkirakan inflasi tetap berada di angka 2,4% pada bulan April.

“Dan tiba-tiba, dua ketakutan pasar — resesi yang dipicu tarif dan inflasi yang membandel — telah sangat mereda,” kata Chris Zaccarelli, chief investment officer di Northlight Asset Management. “Kami masih khawatir bahwa valuasi yang tinggi dan konsentrasi pasar tetap menjadi risiko untuk harga saham yang lebih tinggi tahun ini, tetapi dalam jangka pendek, pasar seharusnya sangat menyukai data ini dan melanjutkan perayaan dari berita perdagangan China kemarin.”

Artikel Terkait

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru