STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada Rabu (29/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (30/10/2025) GMT. Setelah sempat mencetak rekor baru, pasar akhirnya kehilangan momentum. Indeks Dow Jones Industrial Average yang sempat melonjak 334 poin ke level tertinggi sepanjang masa, berbalik turun.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York turun 74,37 poin atau 0,16% menjadi 47.632. Indeks S&P 500 (SPX) melemah tipis 0,30 poin atau 0,00435% ke level 6.890,59. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat 130,98 poin atau 0,55% mencapai posisi 23.958,47.
Kenaikan Nasdaq didorong oleh saham Nvidia yang naik 3,1%. Kapitalisasi pasar Nvidia kini menembus US$5 triliun, menjadikannya perusahaan Amerika Serikat pertama yang mencapai valuasi tersebut.
Pelemahan di Wall Street terjadi setelah pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang memberi sinyal bank sentral kemungkinan tidak akan kembali memangkas suku bunga tahun ini.
The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 0,25% pada akhir rapat kebijakan dua harinya, menempatkannya di kisaran 3,75% hingga 4%. Ini merupakan pemangkasan kedua sepanjang 2025. Sebelumnya, pasar memperkirakan The Fed masih akan memangkas suku bunga lagi pada rapat Desember mendatang.
Namun, ekspektasi itu langsung berubah setelah Powell mengatakan, “Ada perbedaan pandangan yang cukup kuat mengenai langkah yang akan diambil pada pertemuan Desember. Penurunan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan Desember bukanlah sesuatu yang pasti. Jauh dari itu.”
Komentar tersebut membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali menembus 4%. Saham-saham konsumer seperti Costco dan McDonald’s ikut melemah, sementara Visa dan Mastercard juga terkoreksi.
Meski begitu, Powell menegaskan keputusan untuk Desember belum final. Ia menyebut inflasi kini sudah tidak terlalu jauh dari target bank sentral.
“Powell mencerminkan ketegangan di The Fed antara pihak yang ingin pelonggaran lebih agresif dan pihak yang khawatir inflasi masih terlalu tinggi meskipun pasar tenaga kerja mulai melemah,” ujar Michael Rosen, Chief Investment Officer Angeles Investments.
Rosen menilai pasar terlalu cepat memperkirakan besaran dan kecepatan pemangkasan suku bunga di masa depan. “Inflasi masih berada di atas target The Fed, dan kami melihat kebijakan moneter saat ini masih longgar, dengan suku bunga nominal di bawah pertumbuhan nominal PDB,” tambahnya.
Sementara itu, lima perusahaan besar lain dalam kelompok “Magnificent Seven” akan merilis laporan keuangannya pekan ini. Alphabet, Meta Platforms, dan Microsoft dijadwalkan mengumumkan laporan setelah penutupan perdagangan Rabu, sementara Apple dan Amazon akan menyusul pada Kamis.
Investor juga menunggu hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan. Ketegangan dagang antara kedua negara mulai mereda setelah adanya kemajuan dalam pembicaraan pada akhir pekan lalu. Trump mengatakan berencana menurunkan tarif terkait fentanyl terhadap China yang saat ini sebesar 20%.
