Selasa, Desember 23, 2025
32.5 C
Jakarta

Wall Street Cetak Rekor Baru! Dow Jones Tembus 47.000 untuk Pertama Kalinya, Sinyal Positif dari Inflasi AS

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street kembali mencetak rekor pada penutupan perdagangan Jumat (24/10/2025). waktu setempat atau Sabtu pagi (25/10/2025) WIB. Laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan membuat investor optimistis Federal Reserve (The Fed) bisa melanjutkan pemangkasan suku bunga untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York naik 472,51 poin atau 1,01% ke level 47.207,12. Ini pertama kalinya dalam Sejarah DJIA berakhir di atas 47.000. Indeks S&P 500 (SPX) menguat 53,25 poin atau 0,79% menjadi 6.791,69. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melonjak 263,07 poin atau 1,15% ke posisi 23.204,87. Ketiganya kompak mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Kenaikan ini terjadi setelah laporan inflasi konsumen (CPI) September menunjukkan kenaikan 0,3% dibanding bulan sebelumnya dan 3% secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari perkiraan analis yang memprediksi inflasi 0,4% bulanan dan 3,1% tahunan.

Inflasi inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, juga naik 0,2% bulan lalu dan 3% dalam setahun. Hasil ini di bawah proyeksi 0,3% dan 3,1%, memperkuat keyakinan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed.

Setelah data CPI dirilis, pelaku pasar meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga pada dua pertemuan terakhir The Fed tahun ini. Peluang pemangkasan di Desember melonjak menjadi 98,5%, dari sebelumnya sekitar 91%, berdasarkan data CME FedWatch Tool.

Harapan suku bunga lebih rendah memicu reli saham perbankan. JPMorgan Chase, Wells Fargo, dan Citigroup masing-masing naik sekitar 2%, sementara Goldman Sachs dan Bank of America juga menguat.

Lindsay Rosner, Head of Multi Sector Fixed Income Investing di Goldman Sachs Asset Management, menilai inflasi yang lebih ringan memberi ruang bagi The Fed untuk terus melonggarkan kebijakan moneter.

“Tidak ada yang mengejutkan dalam laporan CPI hari ini yang bisa membuat The Fed khawatir. Kami masih memperkirakan akan ada pelonggaran lebih lanjut pada pertemuan minggu depan,” kata Lindsay. “Pemangkasan suku bunga di bulan Desember juga masih sangat mungkin terjadi dengan minimnya data ekonomi baru.”

Sementara itu, pasar mengabaikan pernyataan Presiden Donald Trump yang menyebut ia menghentikan negosiasi dagang dengan Kanada. Pernyataan itu muncul setelah iklan dari Provinsi Ontario menayangkan cuplikan pidato mantan Presiden Ronald Reagan tahun 1987 yang menyinggung dampak negatif tarif perdagangan.

Perdana Menteri Ontario Doug Ford menyatakan provinsinya akan menghentikan penayangan iklan itu setelah akhir pekan agar pembicaraan dagang dengan AS bisa berlanjut.

Ketiga indeks utama Wall Street kini mencatat kenaikan dua minggu beruntun. S&P 500 naik sekitar 2% dalam sepekan dan sudah menguat 15% sepanjang tahun ini, sedangkan Nasdaq tumbuh 20% secara tahunan.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Sambut Libur Natal, Wall Street Menghijau Berkat Saham AI

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Amerika Serikat atau...

Proyek Angin AS Disetop, Saham Orsted Anjlok 13% dan Seret Bursa Eropa ke Zona Merah

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa bergerak ke wilayah...

Bank Sentral China Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Pesta Pora di Awal Pekan

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik kompak...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru