Senin, Mei 12, 2025
26.8 C
Jakarta

Wall Street Ambruk! Dow Anjlok Hampir 700 Poin, Nasdaq Merosot 3% Gegara Saham Teknologi

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street melemah tajam pada penutupan perdagangan Rabu (16/4/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (17/4/2025) WIB. Aksi jual besar-besaran di sektor teknologi membuat investor panik.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 699,57 poin atau 1,73% ke level 39.669,39. Indeks S&P 500 (SPX) 500 melemah 120,93 poin atau 2,24% menjadi 5.275,70. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, terperosok tajam 516,01 poin atau 3,07% ke posisi 16.307,16.

Saham Nvidia jatuh 6,9% setelah perusahaan chip ini mengumumkan akan mencatat beban sebesar US$5,5 miliar. Beban itu terkait pembatasan ekspor chip H20 ke China dan beberapa negara lainnya.

Nvidia mengungkapkan dalam keterbukaan bahwa pemerintah AS mewajibkan lisensi khusus untuk ekspor chip ke China.

Tekanan pada saham Nvidia makin dalam setelah laporan The New York Times menyebut pemerintahan Donald Trump akan menindak perusahaan rintisan asal China, DeepSeek, yang menjadi pelanggan chip Nvidia.

Sentimen negatif juga menular ke saham semikonduktor lainnya. ETF VanEck Semiconductor (SMH) turun lebih dari 4%.

Saham AMD anjlok 7,4%, sementara Micron Technology terkoreksi 2,4%.

Laporan keuangan ASML yang mengecewakan turut memperburuk keadaan. Saham perusahaan semikonduktor asal Belanda yang tercatat di AS ini ikut jatuh 7%.

“Kita tahu bahwa S&P 500 saat ini jauh lebih dipengaruhi sektor teknologi dibanding masa lalu,” ujar Zachary Hill, Head of Portfolio Management di Horizon Investments.

“Pengaruhnya jadi besar, baik saat naik maupun turun. Kita lihat efeknya minggu lalu, dan sekarang kita lihat sebaliknya,” tambahnya.

Selain tekanan dari sektor teknologi, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell juga ikut mengguncang pasar.

Powell mengingatkan bahwa kebijakan tarif dari Donald Trump bisa membuat inflasi jangka pendek melonjak dan menyulitkan arah kebijakan moneter.

“Kita bisa berada dalam skenario sulit, di mana dua tujuan mandat ganda The Fed justru saling bertentangan,” ujar Powell dalam pidato di Economic Club of Chicago.

“Kalau itu terjadi, kita harus mempertimbangkan seberapa jauh jarak kita dari masing-masing tujuan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya,” ujarnya.

Pasar keuangan memang sudah gelisah sejak Trump mengumumkan tarif balasan ke berbagai negara pada awal April lalu.

Meski pekan lalu sempat ada penundaan selama 90 hari untuk sebagian negara, China tetap masuk daftar yang dikenai tarif langsung.

Trump juga sempat memberi pengecualian untuk tarif atas impor ponsel dan komputer, tapi belakangan menyebut kebijakan itu bersifat sementara.

Sejak pengumuman tarif itu pada 2 April, S&P 500 sudah turun sekitar 7%. Nasdaq Composite ambles 7,4%, dan Dow kehilangan sekitar 6%.

Artikel Terkait

Wall Street Menguat, Dow Naik 254 Poin Usai Trump Umumkan Rencana Kesepakatan Dagang dengan Inggris

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak menguat pada penutupan perdagangan...

Pasar Saham Asia-Pasifik Kompak Menguat Usai The Fed Tahan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kompak ditutup menguat...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>