STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Senin (3/11/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (4/11/2025) WIB. Indeks Nasdaq menguat di awal November karena investor kembali memburu saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI) setelah munculnya sejumlah kesepakatan besar di sektor tersebut.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York ditutup turun 226,19 poin atau 0,48% menjadi 47.336,68. Indeks S&P 500 (SPX) naik tipis 11,77 poin atau 0,17% dan ditutup di level 6.851,97. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat 109,77 poin atau 0,46% ke posisi 23.834,72.
Saham Amazon menjadi penopang utama pasar. Nilainya melonjak 4% setelah perusahaan mencapai kesepakatan senilai US$38 miliar dengan OpenAI. Dalam kemitraan itu, Amazon akan memanfaatkan ratusan ribu unit prosesor grafis (GPU) milik Nvidia.
Saham-saham produsen chip juga ikut terkerek. Perusahaan pusat data Iren menandatangani kerja sama multiyear senilai US$9,7 miliar dengan Microsoft untuk menyediakan akses ke GPU Nvidia GB300. Saham Micron Technology melonjak hampir 5%, Nvidia naik 2%, dan ETF semikonduktor VanEck (SMH) meningkat hampir 1%. Sementara saham Iren meroket 11%.
Saham Nvidia terus naik setelah Microsoft mengumumkan telah memperoleh izin ekspor dari pemerintahan Trump untuk mengirim chip Nvidia ke Uni Emirat Arab (UEA). Microsoft menambahkan total investasi di UEA akan mencapai US$15,2 miliar hingga akhir 2029.
Di luar sektor teknologi, sebagian besar saham melemah. Lebih dari 300 saham dalam indeks S&P 500 ditutup di zona merah. Kondisi ini memperlihatkan sempitnya penguatan pasar, di mana hanya saham-saham tertentu yang menopang indeks utama selama Oktober.
“Kinerja pasar saat ini memberikan imbal hasil bagi para pemain utama AI,” kata Gil Luria, Kepala Riset Teknologi di D.A. Davidson kepada CNBC. Ia menyebut Nvidia, Microsoft, Google, Amazon, dan Palantir sebagai perusahaan yang paling diuntungkan.
“Mereka memimpin pasar dan berhasil menangkap hampir seluruh nilai dari sektor AI,” lanjutnya. “Perusahaan-perusahaan ini memiliki infrastruktur besar untuk melayani pelanggan dan melihat lonjakan permintaan yang signifikan. Mereka punya cukup dana untuk membangun kapasitas komputasi AI sendiri, bahkan bisa memperluas jangkauan dengan menyewa dari penyedia pusat data lain.”
Sebelumnya, Wall Street menutup Oktober dengan hasil positif. S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik 2,3% dan 2,5%, sementara Nasdaq melesat 4,7%. Penguatan itu didorong oleh lonjakan saham-saham AI dan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Hingga kini, lebih dari 300 perusahaan dalam S&P 500 telah merilis laporan keuangan kuartal III, dan lebih dari 80% di antaranya mencatat hasil di atas ekspektasi, menurut data FactSet. Pekan ini, lebih dari 100 perusahaan lain dijadwalkan merilis kinerja, termasuk Palantir dan AMD yang bergerak di sektor AI.
Secara historis, November dikenal sebagai bulan yang positif bagi pasar saham. Berdasarkan data Stock Trader’s Almanac, S&P 500 rata-rata mencatat kenaikan 1,8% di bulan ini — tertinggi dibanding bulan lainnya sepanjang tahun.
