STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melaporkan pendapatan konsolidasi tercatat sebesar Rp3,315 triliun per September 2025. Turun 14,2% dari Rp3,861 triliun di periode yang sama 2024. Hal itu dikemukakan Yulean, Sekretaris Perusahaan SSIA.
Segmen properti memberikan kontribusi Rp545 miliar per September, turun 19,4% dibandingkan Rp676 miliar per September 2024, sementara segmen konstruksi tumbuh 4,8% menjadi Rp2,649 triliun dibandingkan Rp2,526 triliun. Ini didukung oleh kemajuan proyek yang stabil dan pelaksanaan kontrak baru.
Sementara itu, pendapatan perhotelan mencapai Rp351,9 miliar, turun dibandingkan Rp821,4 miliar. Ini diakibatkan oleh dampak renovasi besar yang dilakukan di Paradisus by Meliá Bali (sebelumnya Meliá Bali Hotel). Investasi strategis ini ditujukan untuk meningkatkan nilai jangka panjang dan pengalaman baru bagi para tamu.
“Meskipun awal tahun ini berjalan lambat, SSIA mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15,3% QoQ pada 3Q25, mencapai Rp1,203 triliun Ini didorong oleh kinerja yang lebih kuat di semua segmen bisnis,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Selasa (04/11/2025).
Segmen properti, misalnya tumbuh 18% menjadi Rp206,3 miliar. Ini didukung oleh peningkatan pendapatan kawasan industri (+15,9% QoQ). Segmen konstruksi naik 16,7% menjadi Rp948,7 miliar. Ini mencerminkan kemajuan proyek yang stabil dan kontrak baru yang terealisasi.
Sementara itu, segmen perhotelan meningkat 17,5% menjadi Rp136,3 miliar, didukung oleh peningkatan okupansi dan kinerja F&B meskipun renovasi sedang berlangsung di Paradisus by Meliá Bali.
Laba kotor SSIA per September 2025 turun 37,4% menjadi Rp735,1 miliar, dibandingkan Rp1,174 triliun per September 2024. Penurunan terutama disebabkan oleh penurunan laba kotor segmen perhotelan sebesar 66,6% YoY, diikuti oleh penurunan laba kotor properti sebesar 31,5% YoY, sementara segmen konstruksi mencatat peningkatan laba kotor sebesar 17,9% YoY.
EBITDA SSIA per September 2025 mencapai Rp256,7 miliar, turun dibandingkan Rp660 miliar di per September 2024. Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh kinerja EBITDA segmen perhotelan yang turun sebesar Rp307,7 miliar YoY (-123,7%).
Namun EBITDA SSIA tumbuh signifikan sebesar 116,2% QoQ pada 3Q25, mencapai Rp150,7 miliar dibandingkan Rp69,7 miliar di 2Q25. Ini didorong oleh perbaikan kuat dari segmen properti dan konstruksi. Segmen properti mencatat kenaikan luar biasa sebesar 287,5% menjadi Rp91,3 miliar, ditandai dengan penjualan tanah yang lebih tinggi dan margin yang membaik.
Segmen konstruksi juga mencatat peningkatan solid sebesar 73,3% menjadi Rp99,4 miliar, didukung oleh kemajuan proyek yang stabil dan efisiensi biaya. Sementara itu, segmen perhotelan melaporkan pengurangan kerugian sebesar 77,7%, memperkecil EBITDA negatif menjadi Rp4,9 miliar, karena aktivitas renovasi di Paradisus by Meliá Bali masih berpengaruh sementara terhadap kinerja.
Laba kotor SSIA per September 2025 turun 37,4% menjadi Rp735,1 miliar, dibandingkan Rp1,174 triliun per September 2024. Penurunan terutama disebabkan oleh penurunan laba kotor segmen perhotelan sebesar 66,6%, diikuti oleh penurunan laba kotor properti sebesar 31,5%. Sementara segmen konstruksi mencatat peningkatan laba kotor sebesar 17,9%.
EBITDA SSIA per September 2025 mencapai Rp256,7 miliar, turun dibandingkan Rp660 miliar per September 2024. Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh kinerja EBITDA segmen perhotelan yang turun sebesar Rp 307,7 miliar YoY (-123,7%).
Akan tetapi, EBITDA SSIA tumbuh signifikan sebesar 116,2% QoQ pada 3Q25, mencapai Rp150,7 miliar dibandingkan Rp69,7 miliar di 2Q25. Ini didorong oleh perbaikan kuat dari segmen properti dan konstruksi. Segmen properti mencatat kenaikan luar biasa sebesar 287,5% menjadi Rp 91,3 miliar, ditandai dengan penjualan tanah yang lebih tinggi dan margin yang membaik.
Segmen konstruksi juga mencatat peningkatan solid sebesar 73,3% menjadi Rp99,4 miliar, didukung oleh kemajuan proyek yang stabil dan efisiensi biaya. Sementara itu, segmen perhotelan melaporkan pengurangan kerugian sebesar 77,7%, memperkecil EBITDA negatif menjadi Rp4,9 miliar, karena aktivitas renovasi di Paradisus by Meliá Bali masih berpengaruh sementara terhadap kinerja.
SSIA mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp6,5 miliar per September 2025, anjlok dibandingkan Rp228,4 miliar per September 2024. Akan tetapi, SSIA berhasil membalikkan keadaan pada kuartal 3Q25 dengan laba bersih melonjak 464,7% QoQ menjadi Rp38,8 miliar, dibandingkan rugi bersih sebesar Rp10,6 miliar di 2Q25.
Segmen properti memimpin pertumbuhan dengan kenaikan luar biasa sebesar 330,7% menjadi Rp77,1 miliar. Segmen konstruksi juga menunjukkan kinerja solid, naik 130,4% menjadi Rp79,9 miliar.
Sementara itu, segmen perhotelan menunjukkan pemulihan berkelanjutan, dengan kerugian bersihnya menyusut 27,2% QoQ menjadi Rp 31,6 miliar, karena operasional secara bertahap membaik meskipun renovasi di Paradisus by Meliá Bali masih berlangsung.
Segmen perhotelan Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan kuartal ini, didukung oleh kebijakan pengeluaran pemerintah yang lebih akomodatif, pergeseran arus wisata regional dari Thailand, dan peningkatan indeks kepercayaan konsumen.
Posisi kas SSIA per September 2025 terctat Rp1,611,3 tirliun, turun 4,2% dari Rp1,682 triliun pada Semester I2025. Utang berbunga tercatat sebesar Rp1,556 triliun per September 2025, naik 17,4% dari Rp1,326 triliun per smeneter I 2025. Rasio utang terhadap ekuitas (gearing) per September 2025 tercatat sebesar 19%.
