STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan laba bersih sebesar Rp1,56 triliun pada 2023. Ini ditopang oleh pendapatan sebesar Rp6,641 triliun sepanjang tahun lalu. EBITDA TBIG mencapai Rp5,728 triliun, dengan marjin EBITDA mencapai 86,3%.
Menurut CEO TBIG, Hardi Wijaya Liong, pada 2023, Perseroan berhasil menambahkan 2.760 penyewaan kotor ke portofolio Perseroan. “Meskipun terdapat beberapa penyewaan dari merger dengan Indosat Ooredoo dan Hutchison yang tidak diperpanjang, mengakibatkan penambahan penyewaan bersih yang lebih rendah,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (28/3/2024).
Per 31 Desember 2023, TBIG memiliki total 41.227 penyewaan, dengan 22.475 site telekomunikasi. Itu terdiri dari 22.357 menara telekomunikasi dan 118 jaringan DAS. Rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG mencapai 1,84.
Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG, menambahkan, Perseroan terus memiliki profil likuiditas yang sangat kuat, dengan 44% dari utang dalam bentuk obligasi dan pinjaman Rupiah. “Kami terus mengakses pasar obligasi lokal, dengan penerbitan PUB VI Tahap III sebesar Rp2,7 triliun pada Februari 2024 dengan tingkat kompetitif 6,75% dan jangka waktu 1 tahun,” jelasnya.
Total pinjaman TBIG, jika dalam mata uang US Dollar dan telah dilindung nilai, mencapai Rp28.202 miliar, dengan total pinjaman senior sebesar Rp625 miliar. Namun, dengan saldo kas sebesar Rp801 miliar, total pinjaman bersih TBIG adalah Rp27.401 miliar.
“Dengan menggunakan EBITDA triwulan keempat 2023, total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8x,” pungkas Helmy Yusman Santoso, menekankan ketahanan TBIG dalam menghadapi ketergantungan utang dan likuiditas.