STOCKWATCH.ID (SINGAPURA) – Bursa saham Asia-Pasifik berakhir dengan hasil yang beragam pada penutupan perdagangan hari Jumat (4/10/2024) waktu setempat. Kekhawatiran tentang ketegangan di Timur Tengah membuat investor masih waspada. Namun, laporan pekerjaan dari AS yang akan dirilis juga menjadi faktor penting yang dinantikan pasar.
Mengutip CNBC International, di Hong Kong, indeks Hang Seng mencatat kenaikan yang cukup signifikan. Indeks ini berhasil terbang lebih dari 2%, meskipun sempat turun 1% di awal perdagangan. Kenaikan ini didorong oleh stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah China, yang memberikan angin segar bagi para investor.
Sementara itu, di Australia, pasar saham justru bergerak ke arah yang berlawanan. Indeks S&P/ASX 200 melemah 0,67% dan ditutup di level 8.150 poin. Di Jepang, hasilnya juga beragam. Nikkei 225 hanya naik tipis 0,22% menjadi 38.635,62 poin, sedangkan indeks Topix naik 0,39% ke 2.694,07 poin.
Pasar di Korea Selatan mencatat kinerja positif. Indeks Kospi naik 0,31% menjadi 2.569,71 poin. Kosdaq, yang lebih berfokus pada saham teknologi, melonjak 0,9% dan berakhir di 768,98 poin.
Namun, pasar saham di China daratan masih tutup karena libur Golden Week dan baru akan kembali beroperasi pada 8 Oktober. Sebelumnya, saham-saham di China sempat mengalami lonjakan setelah pemerintah mengumumkan beberapa langkah dukungan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan.
Ketegangan di Timur Tengah terus memberikan dampak bagi pasar. Serangan rudal Iran ke Israel membuat para investor khawatir akan eskalasi yang lebih besar. Israel bahkan diprediksi akan memulai operasi darat di Lebanon, menambah ketidakpastian global. Presiden AS, Joe Biden, juga mengisyaratkan bahwa opsi serangan balasan terhadap Iran sedang dipertimbangkan.
Harga minyak mentah AS melonjak sekitar 5% semalam dan terus naik pada perdagangan Jumat pagi. Kenaikan ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa Israel mungkin akan menyerang industri minyak Iran sebagai respons atas serangan rudal tersebut.
Di India, nilai tukar Rupee terhadap US$ merosot selama empat sesi berturut-turut. Saat ini, Rupee diperdagangkan di 83,96 per US$. Bank Sentral India diperkirakan telah turun tangan untuk menstabilkan mata uang yang mencapai titik terendah sepanjang masa.
Namun, kabar buruk datang dari sektor pelayaran. Saham-saham pelayaran Asia mengalami penurunan tajam setelah serikat pekerja pelabuhan di AS mencapai kesepakatan dengan Aliansi Maritim AS. Saham perusahaan pelayaran Jepang, Nippon Yusen, jatuh 9,48%, sedangkan Kawasaki Kisen turun 9,65%. Pan Ocean dari Korea Selatan kehilangan 4,77%, sementara HMM merosot 5,06%. Saham Yang Ming Marine dari Taiwan juga anjlok 9,08%.