STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia berakhir variatif pada penutupan perdagangan hari Jumat sore (25/10/2024) waktu setempat. Ini terjadi di tengah ketidakpastian menjelang pemilu Jepang yang akan digelar akhir pekan ini. Investor juga menantikan keputusan kebijakan Bank of Japan yang akan diumumkan pada 30 Oktober.
Mengutip CNBC International, di Jepang, inflasi Tokyo untuk Oktober turun menjadi 1,8% dari sebelumnya 2,2%. Sementara inflasi inti, yang tidak mencakup harga makanan segar, tercatat sebesar 1,8%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan ekonom di angka 1,7%. Data inflasi Tokyo ini sering kali menjadi acuan inflasi nasional, sehingga membuat investor lebih berhati-hati.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,60% dan ditutup di 37.913,92. Indeks Topix juga melemah 0,65% ke 2.618,32, mencatat penurunan lima hari berturut-turut. Penurunan ini mengikuti rilis data inflasi yang memperlihatkan tren penurunan.
Sebaliknya, indeks Hang Seng di Hong Kong justru menguat 0,52% pada akhir perdagangan setelah sempat mengalami tekanan. Indeks CSI 300 Tiongkok juga naik 0,70% ke 3.956,42, mencerminkan optimisme di pasar saham Tiongkok.
Pasar saham Korea Selatan menunjukkan pergerakan berlawanan. Indeks Kospi naik tipis ke 2.583,27, sedangkan indeks Kosdaq turun 0,98% dan ditutup di 727,41.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 sempat dibuka menguat namun akhirnya hanya naik tipis 0,06% dan ditutup di 8.211,3. Tampaknya, investor masih menunggu pergerakan signifikan dari bursa global lainnya.
Di Singapura, sektor manufaktur mencatatkan pertumbuhan output 9,8% pada September, jauh melebihi perkiraan kenaikan 3,5%. Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan revisi kenaikan 22% pada Agustus, menunjukkan fluktuasi dalam sektor manufaktur.
