STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa menguat pada penutupan perdagangan Rabu (12/3/2025) waktu setempat. Penguatan ini terjadi meskipun Uni Eropa mengumumkan tarif balasan atas berbagai impor dari Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump juga mengisyaratkan akan mengambil langkah serupa sebagai respons.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham di seluruh Eropa ditutup naik 0,8%, meski sempat mencatat kenaikan lebih tinggi sebelumnya. Bursa utama di Eropa tetap bergerak di zona hijau, dengan indeks DAX Jerman memimpin penguatan sebesar 1,56%.
Pasar global masih bergejolak akibat ketidakpastian kebijakan tarif yang diterapkan Trump. Tarif impor baja dan aluminium sebesar 25% mulai berlaku pada Rabu, disusul pengumuman Uni Eropa tentang rencana tarif balasan terhadap produk-produk AS.
Trump menegaskan bahwa AS akan menerapkan kebijakan yang sama terhadap Uni Eropa. “Seperti yang Anda tahu, kami akan memberlakukan tarif timbal balik. Apa pun yang mereka kenakan kepada kami, kami juga akan mengenakan hal yang sama kepada mereka,” ujar Trump kepada wartawan.
Meskipun ada ketegangan perdagangan, sentimen pasar di Eropa membaik setelah perundingan antara pejabat AS dan Ukraina di Arab Saudi membuahkan hasil. Ukraina menyepakati gencatan senjata selama 30 hari jika Rusia menerima kesepakatan yang telah dinegosiasikan oleh AS.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, AS mencabut penghentian sementara bantuan militer dan kembali berbagi intelijen dengan Ukraina. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa keputusan akhir kini ada di tangan Rusia.
Di sisi lain, investor juga mencermati data inflasi terbaru dari AS yang menunjukkan kenaikan harga lebih rendah dari perkiraan pada Februari.
Sektor ritel mengalami tekanan, dengan Indeks Stoxx Europe Retail anjlok 3%. Saham raksasa mode asal Spanyol, Inditex, turun 7,5% setelah laporan keuangan kuartal IV menunjukkan perlambatan penjualan.
Sementara itu, saham Zealand Pharma melesat 38% dan menjadi top gainers di Stoxx 600. Kenaikan tajam ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan kerja sama dengan Roche untuk mengembangkan dan memasarkan obat obesitas.