STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia ditutup nyaris tak berubah pada penutupan perdagangan Rabu (18/6/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (19/6/2025) WIB. Pasar mencerna pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebut Iran ingin bernegosiasi soal program nuklirnya setelah enam hari serangan udara Israel.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent menguat 25 sen atau 0,25% menjadi US$76,70 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik tipis 30 sen atau 0,4% dan ditutup di US$75,14 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Sehari sebelumnya, harga minyak melonjak lebih dari 4% setelah Trump menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat. Namun komentar terbaru dari sang presiden memberikan sinyal berbeda yang meredam ketegangan pasar.
“Mereka ingin bernegosiasi,” kata Trump kepada wartawan di luar Gedung Putih. “Mereka bahkan menyarankan datang ke Gedung Putih. Itu tindakan yang berani. Tidak mudah bagi mereka melakukan itu.”
Trump juga mengakui tengah mempertimbangkan opsi serangan militer ke fasilitas nuklir Iran. Meski begitu, ia menegaskan belum mengambil keputusan akhir.
“Saya mungkin melakukannya, mungkin juga tidak. Maksud saya, tidak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan,” ujar Trump. Ia menambahkan, “Tidak ada kata terlambat” untuk mencapai kesepakatan melalui negosiasi.
Pernyataan Trump ini menjadi perubahan nada dari sikap kerasnya sehari sebelumnya. Melalui platform media sosial Truth Social, Trump sempat memperingatkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan menyebut bahwa dirinya “target yang mudah” dan kesabaran Amerika Serikat “mulai habis.”
Namun Khamenei menanggapi dengan tegas. Ia memperingatkan bahwa jika AS ikut terlibat dalam kampanye militer Israel, maka akan ada “kerusakan yang tak bisa diperbaiki.”
Ketegangan geopolitik ini mendorong harga minyak naik sekitar 10% sejak Israel meluncurkan serangan ke Iran pada Jumat lalu. Meski harga saat ini stabil, kondisi pasar tetap rentan terhadap dinamika politik kawasan.
