STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bingshan Makmur Indonesia (BMI) resmi diluncurkan pada Sabtu, (10/5/2025). Peluncuran ini ditandai dengan seremoni pemotongan pita di ajang International Indonesia Seafood & Meat (IISM) Expo dan Indonesia Cold Chain Expo di Jakarta.
BMI adalah perusahaan patungan (joint ventura) hasil kerja sama antara Thermo Asri Makmur (TAM) dan Dalian Bingshan Engineering & Trading Co., Ltd. Keduanya telah mempersiapkan kemitraan ini selama hampir satu tahun.
Dalam Kerjasama ini, komposisi kepemilikan saham TAM mencapai 60% dan Dalian Bingshan sebesar 40%. Thermo Asri Makmur dikenal sebagai perusahaan pendingin transportasi asal Indonesia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun. Jaringannya luas, khususnya di layanan purna jual. Sementara itu, Dalian Bingshan adalah perusahaan rekayasa pendingin dari Tiongkok yang telah menangani proyek di lebih dari 60 negara.
Direktur Utama BMI, Jason Halim, mengatakan perusahaan ini menggabungkan kekuatan teknologi global dan layanan lokal.
“Ini adalah sinergi antara teknologi global dan kapabilitas layanan lokal. Kami ingin menyediakan solusi rantai dingin yang efisien, ramah lingkungan, dan andal untuk mendukung pertumbuhan sektor makanan, minuman, makanan laut, logistik, dan farmasi di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, (10/5/2025).
Produk yang ditawarkan BMI bervariasi. Mulai dari cold room untuk bisnis kecil, freezer dapur untuk katering, hingga unit kondensasi luar ruangan 20 hp untuk kebutuhan industri.
“Dengan terbentuknya Bingshan Makmur Indonesia, kami berharap menjadi mitra terpercaya bagi industri di Indonesia dalam menjaga kualitas dan kesegaran produk mereka dari hulu ke hilir,” kata Jason.
Menurut Jason, kombinasi teknologi dari Bingshan dan jaringan layanan dari TAM akan memberi dampak besar.
“Kami percaya bahwa sinergi antara keahlian dan teknologi global dengan jaringan lokal dan layanan purna jual akan membawa dampak nyata bagi masa depan rantai dingin di Indonesia. Kami ingin melayani berbagai kalangan pelanggan yang membutuhkan solusi cold storage dalam skala apa pun,” jelasnya.
BMI memiliki visi jangka panjang. Salah satunya adalah memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan efisiensi logistik di Indonesia.
Potensi industri rantai dingin di Indonesia sangat besar. Negara ini memiliki populasi besar, wilayah yang luas, dan masih banyak area belum terlayani.
Laporan Mordor Intelligence menyebut pasar logistik rantai dingin Indonesia bisa tumbuh 10% per tahun hingga 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor makanan dan minuman, farmasi, dan pertanian yang butuh transportasi suhu terkontrol.
Industri ini juga terdorong oleh perkembangan e-commerce dan permintaan makanan olahan yang terus meningkat.
Sementara itu, laporan MarkNtel Advisors memperkirakan nilai industri rantai dingin Indonesia akan mencapai US$5,2 miliar pada 2030. Naik dari US$3 miliar pada 2024.
Wang Feng, Direktur BMI dan perwakilan dari Bingshan, menyampaikan keyakinannya terhadap pasar Indonesia.
“Grup Bingshan telah memiliki banyak perusahaan patungan di Tiongkok bersama perusahaan seperti Panasonic, Fuji, dan BAC, namun kami memilih Indonesia sebagai lokasi internasional pertama kami. Hal ini mencerminkan keyakinan kami terhadap Indonesia dan komitmen jangka panjang kami untuk melayani pasar ini,” ungkapnya.
Peluncuran BMI menjadi langkah penting dalam memperkuat infrastruktur rantai dingin nasional yang modern dan berkelanjutan.