STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi tren penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan emisi kecil dan free float rendah yang belakangan kerap terjadi di pasar modal. BEI menegaskan pentingnya porsi saham yang tersedia untuk publik sebagai faktor utama dalam mendukung daya tarik emiten di mata investor, termasuk asing.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, ukuran emisi bukan satu-satunya kunci sukses IPO. “Porsi saham perusahaan tercatat yang dapat ditransaksikan oleh publik menjadi hal penting bagi perusahaan tercatat, meskipun ukuran emisi IPO bukan satu-satunya hal untuk successful IPO,” ujar Nyoman, di Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Ia menambahkan, aspek fundamental perusahaan tetap jadi perhatian utama. Mulai dari keuangan, operasional, aspek legal, tata kelola, hingga potensi pertumbuhan di masa depan.
BEI sendiri sudah menetapkan persyaratan minimum free float untuk menjamin jumlah saham yang cukup tersedia bagi investor publik. “BEI mendorong semakin banyak perusahaan untuk memiliki kecukupan free float yang memadai dan disertai likuiditas yang attractive di pasar sekunder,” jelasnya.
Terkait potensi penyesuaian aturan IPO, BEI juga tidak menutup kemungkinan akan melakukan pengetatan persyaratan. “Sebagai regulator, BEI senantiasa berusaha adaptif terhadap dinamika pasar serta kebutuhan untuk meningkatkan inklusi dengan tetap memperhatikan aspek kualitas khususnya dalam penerbitan efek,” kata Nyoman.
Ia menyebutkan bahwa pihaknya rutin melakukan evaluasi, benchmarking dengan bursa global, dan berdiskusi dengan para pemangku kepentingan. Tujuannya agar peraturan yang diterbitkan tetap relevan dengan kondisi pasar yang terus berkembang.
Saat ini, BEI sedang mengkaji penyempurnaan regulasi pencatatan saham. Beberapa hal yang sedang ditinjau termasuk penyesuaian persyaratan minimum pencatatan, seperti jumlah free float saat dan setelah IPO.
“Langkah ini bertujuan untuk mendorong terciptanya likuiditas yang menarik bagi investor,” ungkap Nyoman.
Ia memastikan, konsep perubahan ini akan segera dipublikasikan untuk menjaring masukan dari para pemangku kepentingan sebelum diajukan ke otoritas guna mendapatkan persetujuan resmi.
