STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$5,67 miliar pada Oktober 2022. Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas US$7,66 miliar, sedangkan di sektor migas mengalami defisit US$1,99 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai US$24,71 miliar, sementara impor sebesar US$19,13 miliar.
Menurut siaran pers BPS di Jakarta, dikutip Kamis (17/11), ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2022 mencapai US$23,43 miliar, turun 0,14% dari bulan sebelumnya, namun meningkat 11,45% jika dibandingkan dengan nilai ekspor nonmigas Oktober 2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2022 mencapai US$244,14 miliar, naik 30,97% jika dibandingkan periode sama 2021. Demikian juga ekspor nonmigas naik 30,61% menjadi US$230,62 miliar selama Januari-Oktober 2022.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada Oktober 2022 dibandingkan September 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$437,1 juta (14,38%). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih logam, terak dan abu sebesar US$407,7 juta (38,57%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Oktober 2022 naik 20,40% dibanding periode sama 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan dan perikanan naik 14,17%, serta eskpor hasil tambang dan lainnya meningkat 82,68%.
Ekspor nonmigas Oktober 2022 terbesar adalah ke Cina, yaitu US$6,25 miliar, disusul India US$2,12 miliar dan Amerika Serikat US$2,07 miliar. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing US$4,23 miliar dan US$1,18 miliar.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai US$19,13 miliar, turun 3,40% dibandingkan September 2022, namun meningkat 17,44% jika dibandingkan dengan Oktober 2021. Adapun impor nonmigas Oktober 2022 mencapai US$15,77 miliar, turun 3,73% dibandingkan September 2022, namun meningkat 9,56% dibandingkan Oktober 2021.
Menurut BPS, nilai impor migas pada Oktober 2022 sebesar US$3,36 miliar, turun 1,81% dibandingkan September 2022, namun naik 77,23% dibandingkan Oktober 2021. Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Oktober 2022 dibandingkan September 2022 adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$196 juta (35,97%). Sedangkan peningkatan terbesar adalah pupuk sebesar US$114,8 juta (48,80%).
Tiga negara importir nonmigas terbesar ke Indonesia selama Januari-Oktober 2022 adalah Cina senilai US$55,49 miliar, Jepang US$14,41 miliar, dan Thailand US$9,25 miliar. Adapun impor nonmigas dari ASEAN senilai US$27,81 miliar dan Uni Eropa senilai US$9,44 miliar.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Oktober 2022 dibandingkan periode sama 2021 terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$657,7 juta (4,19%), bahan baku/penolong US$35.339,7 juta (30,10%), dan barang modal US$7.114,7 juta (31,77%).