Jumat, Maret 21, 2025
27.5 C
Jakarta

Harga Minyak Turun, Pasar Khawatir Perang Tarif dan Ketidakseimbangan Pasokan

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia turun pada penutupan perdagangan Kamis (13/3/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (14/3/2025) WIB. Penurunan ini terjadi seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap perang tarif global dan ketidakseimbangan pasokan serta permintaan.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent melemah US$1,06 atau 1,5% menjadi US$69,89 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI turun US$1,13 atau 1,7% mencapai US$66,55 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa pasokan minyak global berpotensi melebihi permintaan sekitar 600.000 barel per hari tahun ini. Pertumbuhan pasokan yang dipimpin AS diperkirakan terus meningkat, sementara permintaan global hanya naik 1,03 juta barel per hari, turun 70.000 barel dari proyeksi sebelumnya.

Permintaan minyak terbesar masih berasal dari Asia, khususnya China. Namun, kondisi makroekonomi yang memburuk serta ketegangan perdagangan menjadi ancaman bagi pertumbuhan tersebut.

Presiden AS Joe Biden pada Rabu mengancam akan menaikkan tarif terhadap barang-barang dari Uni Eropa. Ancaman ini memicu reaksi dari mitra dagang utama AS yang menyatakan akan melakukan tindakan balasan terhadap kebijakan tersebut.

“Kami melihat tarif ini berdampak pada ekspektasi pertumbuhan permintaan minyak di 2025, dan pada akhirnya akan memengaruhi konsumen,” kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates yang berbasis di Houston.

Selain itu, pasar juga mempertimbangkan potensi gencatan senjata jangka pendek antara Rusia dan Ukraina. Namun, analis UBS Giovanni Staunovo menyatakan dirinya “tetap skeptis” bahwa kesepakatan tersebut akan berdampak pada ketersediaan minyak Rusia di pasar global.

Sementara itu, Citi memproyeksikan harga minyak Brent pada semester II 2025 akan berada di kisaran US$60 per barel, sejalan dengan komitmen pemerintah AS untuk menekan harga energi.

Dari sisi produksi, OPEC melaporkan bahwa Kazakhstan menjadi penyumbang utama lonjakan produksi minyak mentah OPEC+ pada Februari. Kelompok produsen ini masih berupaya menegakkan kepatuhan terhadap target produksi meskipun ada rencana untuk mengurangi pemangkasan produksi.

Di sisi lain, permintaan bahan bakar jet yang melemah turut membebani pasar. JP Morgan menyebutkan bahwa data Transportation Security Administration (TSA) AS menunjukkan volume penumpang pada Maret turun 5% dibandingkan tahun lalu, setelah stagnan di Februari.

Namun, analis JP Morgan juga mencatat bahwa per 11 Maret, permintaan minyak global mencapai rata-rata 102,2 juta barel per hari, meningkat 1,7 juta barel dibandingkan tahun lalu, serta melampaui proyeksi kenaikan bulanan sebesar 60.000 barel per hari.

Artikel Terkait

Harga Emas Menguat! The Fed Tahan Suku Bunga dan Isyaratkan Dua Pemangkasan di 2025

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali naik pada penutupan...

Harga Minyak Stabil! The Fed Sebut Ketidakpastian Ekonomi Meningkat

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia stabil pada...

Emas Cetak Rekor Baru! Ketegangan di Gaza dan Tarif Trump Jadi Pemicu!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini