STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia bergerak menguat pada penutupan perdagangan Kamis (18/1/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (19/1/2024) WIB. Ini seiring penurunan cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 mencatat kenaikan sebesar US$1,52 atau sekitar 2%, mencapai angka US$74,08 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 ditutup meningkat sebesar US$1,22 atau sekitar 1,6%, menjadi US$79,10 per barel di London ICE Futures Exchange.
Menurut laporan terbaru yang dirilis oleh International Energy Agency (IEA), cadangan minyak Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 2,5 juta barel pada pekan yang berakhir 12 Januari. Penurunan ini ternyata melebihi ekspektasi para analis. Menyikapi hal ini, pasar minyak dunia merespons dengan kenaikan harga yang cukup tajam.
IEA juga menyampaikan proyeksi bahwa permintaan minyak akan terus tumbuh, diperkirakan mencapai 1,24 juta barel per hari tahun ini. Angka ini merupakan peningkatan sebesar 180.000 barel per hari dari proyeksi sebelumnya. Pertumbuhan permintaan yang lebih tinggi ini turut menjadi faktor pendukung lonjakan harga minyak dunia.
Situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terkait potensi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, yang dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada harga minyak. Sejumlah analis pasar energi pun mengamati perkembangan ini dengan cermat, menyadari bahwa perubahan dinamika pasokan minyak dunia dapat menjadi katalisator bagi fluktuasi harga yang lebih lanjut.
Kondisi pasar energi global sepertinya akan terus menjadi fokus perhatian para pelaku pasar dan pengamat ekonomi dalam beberapa waktu ke depan, seiring dengan perubahan dinamika pasokan dan permintaan yang terus berkembang.